Halaman

Minggu, 02 September 2018

Gempa Bumi



Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan gejala alamiah yang berupa gerakan, goncangan atau getaran tanah yang ditimbulkan oleh adanya sumber-sumber getaran tanah akibat terjadinya patahan atau sesar akibat aktivitas tektonik, letusan gunung api akibat aktivitas vulkanik, hantaman benda langit (misalnya meteor dan asteroid), dan atau ledakan bom akibat ulah manusia.
Gempa Bumi adalah getaran keras di kerak bumi yang dapat menyebabkan kerusakan bangunan.
Menurut faktor penyebabnyua gempa bumi dapat digolongkan menjadi beberapa macam:
a. Gempa  tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh tumbukan lempeng tektonik. Lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting (lunak) dan bergerak. Berdasarkan teori “Tektonik Plate” menjelaskan kalau beberapa lapisan batuan yang berupa lapisan (lempengan) kerak akan hanyut dan mengapung seperti salju. Lapisan tersebut bergerak perlahan sehingga terpecah dan bertabrakan satu sama lain. Gempa tektonik adalah gempa yang paling berbahaya karena kekuatannya yang besar dan bisa menjangkau tempat yang sangat jauh jaraknya, sampai ratusan kilometer dari sumber gempa.
b.Gempa vulkanik, yang disebabkan oleh aktivitas/letusan gunung berapi yang getaran dan goncangannya bisa mencapai 20 mil. Gempa vulkanis terjadi di dekat gunung berapi yang aktif dan pada dasarnya disebabkan oleh patahan atau pergerakan mendadak karena tekanan seperti yang terjadi dengan gempa tektonik. Gempa vulkanis terjadi ketika magma yang berada di dapur magma begerak ke atas dan meregangkan batuan di sekitarnya. Selama proses tersebut batuan yang terdesak akan menyebabkan tremor atau berlangsung dalam beberapa jam atau beberapa hari, erupsi atau terlemparnya berbagai materi  (seperti gas, uap air, debu atau lava) dari dalam gunung Merapi.
c. Gempa reruntuhan/longsoran karena runtuhnya bangunan atau longsoran tanah.

Penyebab terjadinya gempabumi
·         Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
·         Aktivitas sesar di permukaan bumi
·         Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah.
·         Aktivitas gunung api.
·         Ledakan nuklir
Wilayah Indonesia merupakan tempat pembenturan tiga lempeng berukuran benua dan satu lempeng renik. Lempeng Eropa-Asia, lempeng Hindia-Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng renik Filipina, sehingga dengan terjadi pembenturan empat lempengan kerak bumi sekaligus di Indonesia, bukan hal yang mengherankan bila kejadian gempa bumi lebih sering dan banyak.
Gempa bumi terjadi ketika tekanan telah semakin meningkat di daerah batuan sampai pada tingkat tertentu sehingga terjadi pergerakan mendadak. Ketika ini terjadi, sejumlah besar energi dilepaskan bersamaan dengan terlepasnya tekanan. Energi yang dilepaskan menyebabkan batuan di sekitarnya bergetar dan mengirimkan gelombang gempa atau gelombang seismik (berasal dari seismos yang artinya getaran bumi). Ttitik pusat gempa tempat batuan bergerak atau pecah untuk pertama kali disebut fokus (hiposenter). Sedangkan tempat di permukaan bumi yang berada di atas fokus disebut episenter.
Mengukur Gempa
Para ahli gempa atau seismolog mengukur gempa atau aktivitas seismik dengan menggunakan seismograf. Pencatatan aktivitas seismik dari seismograf disebut seismogram.
Skala Kekuatan Gempa
Untuk mengukur kekuatan gempa seismolog membedakannya menjadi ukuran intensitas gempa dan besaran (magnitude) gempa. Intensitas  gempa adalah ukuran akibat gempa yang terjadi di satu tempat tertentu. Dasarnya adalah pengamatan manusia maka skala ini bisa dikatakan bersifat subjektif. Ukurannya menggunakan skala MM (Modifieed Mercalli Sacale). Skala ini dikembangkan pada tahun 1902 oleh seorang seismolog Itali bernama Giuseppe Mercalli.
Sedangkan skala yang digunakan untuk untuk mengukur besaran gempa (earthquake magnitude) adalah skala R (Richter Scale). Skala ini dikembangkan oleh seismolog Amerika bernama Charles Richter pada 1935. Skala Ritchter mengukur amplitudo atau tinggi gelombang seismik permukaan. Besaran gempa atau magnitude adalah ukuran kekuatan gempa atau jumlah regangan yang dilepaskasn oleh batuan alam kerak bumi ketika  terjadi gempa. Untuk mengukur pusat gempa, seismolog mengunakan bantuan paling kurang tiga buah seismograf yang diletakkan di stasiun pengamatan dengan lokasi terpisah dan saling berjauhan.




Kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi sangat bergantung pada beberapa parameter, diantaranya:
Lama getaran atau goncangan gempa, kedalaman pusat gempa, dan jarak episenter (pusat gempa di permukaan bumi), besaran gempa, kondisi tanah dimana  bagunan berada serta kondisi bangunan itu sendiri.
Sedangkan jumlah korban gempa sangat bergantung pada beberapa faktor sossiologis , diantaranya kepadatan penduduk , jam pada saat gempa terjadi, kesiapan penduduk dan lainnya. ’

Indonesia saangat rawan bencana gempa. Jadi, cepat atau lambat bencana gempa mungkin saja datang kembali tanpa pemberitahuan. Nah, masyarakat sudah harus bersiap menghadapi bencana yang mungkin timbul kembali. Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan

Kita tidak dapat mengetahui kapan gempa akan terjadi sehingga persiapan menjadi sangat penting untuk menyelematkan jiwa, mengurangi korban luka, maupun kerusakan infrastruktur.
Latih setiap anggota keluarga untuk menyelamatkan diri saat terjadinya gempa. Sehingga ada beberapa faktor yang harus dilakukan:

Pencegahan

1.      Mengetahui sosialisasi tentang gempabumi, mempelajari penyebab gempa
2.      Membuat konstruksi rumah tahan gempa
3.      Memperhatikan system peringatan dini dan membuat system peringatan dini mandiri, seperti mengikat benda-benda yang tergang dengan kuat.
4.      Melaksanakan dan mengikuti simulasi.
5.      Mengetahui dimana informasi gempa bisa didapatkan yaitu: BMKG, TV, Radio, ORARI, dll.
6.      Menyiapkan “tas siaga bencana”

Cek Potensi Bahaya di Rumah
1.      Letakkan anak kunci pada lubang kunci di masing-masing pintu, sehingga memudahkan keluar rumah.
2.      Orangtua dan anggota keluarga yang mempunyai kebutuhan khusus/cacat fisik hendaknya ditempatkan di kamar yang dekat dengan pintu keluar, sehingga akan memudahkan bila dilakukan evakuasi.
3.      Buatlah denah rumah untuk rencana jalur evakuasi bagi masing-masing anggota keluarga. Sepakati suatu tempat/titik pertemuan apabila anggota keluarga terpisah pada saat evakuasi. Misal, di halaman belakang yang terbuka, dan lainnya.
4.      Siapkan alat peringatan gempa yang sederhana. Contoh kaleng bekas softdrink diisi 2-3 kelereng kemudian taruh di atas lemari bagian sisi sebelah pinggir. Bila da gempa kaleng akan terjatuh dan menimbulkan bunyi sehingga dapat membangunkan penghuni rumah yang sedang tidur malam. Atau buat lonceng dari beberapa kaleng bekas dan gantung di kusen/langit-langit agar bila ada gempa besar mengeluarkan bunyi gaduh.
5.      Lekatkan lemari secara aman pada dinding.
6.      Tempatkan barang besar dan berat pada bagian bawah lemari.
7.      Letakkan barang pecah belah pada bagian yang lebih rendah dan di bagian tertutup.
8.      Gantungkan barang yang berat seperti pigura foto atau cermin, jauh dari tempat tidur, sofa, atau pun tempat di mana orang duduk.
9.      Pastikan lampu langit-langit terpasang dengan kuat.
10.  Perbaiki apabila terjadi kerusakan pada jaringan listrik atau gas.
11.  Amankan pemanas air dengan terpasang dengan baik pada dinding.
12.  Konsultasikan dengan ahli bangunan apabila membutuhkan informasi mengenai struktur bangunan yang kurang kuat.
13.  Tempatkan bahan-bahan yang mudah terbakar dalam lemari tertutup dan letakkan paling bawah.
14.  Cari informasi yang benar. Jangan panik dan terpancing dengan berbagai isu. Carilah info yang benar tentang gempa lewat televise, radio, HT dan sebagainya.
Gempa kuat berukuran 6,5 skala Richter dapat dikenali dengan ciri:
Bila sedang duduk Anda bisa  terjengkan tidak bisa bangun dari duduk.
Anda akan merasa pusing dan mual.
Bekali pengetahuan diri sendiri dan anggota keluarga
15.  Memiliki daftar kontak yang dibutuhkan, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi, kabupaten, kota, rumah sakit, PMI, atau pun dinas pemadam kebakaran.
16.  Bekali anak-anak bagaimana dan kapan harus menghubungi pihak-pihak di atas, dan mencari stasiun radio untuk mencari informasi darurat.
17.  Bekali semua anggota keluarga bagaimana dan kapan harus mematikan gas, listrik, dan air.
Siapkan dukungan logistik darurat
18.  Lampu senter, lampu emergency dan baterai cadangan
19.  Radio dengan baterai
20.  Perlengkapan PPPK dan panduannya
21.  Makanan siap saji dan minuman (perhatikan masa berlakunya)
22.  Obat-obatan khusus disesuaikan dengan kebutuhan pemakai
23.  Uang secukupnya
24.  Sepatu khusus
Merencanakan mekanisme komunikasi darurat
25.  Pada kasus apabila anggota keluarga terpisah pada saat bencana, rencanakan cara untuk mengumpulkan anggota keluarga setelah bencana.
26.  Menanyakan kepada saudara atau teman yang berlokasi di luar area tempat tinggal kita untuk bersedia sebagai penghubung keluarga.
Bantu komunikasi untuk siap siaga
27.  Bekerja sama dengan media lokal untuk membuat kolom khusus terkait informasi respons darurat setelah bencana. Disebutkan juga pada kolom tersebut nomor telepon BPBD, instansi pemerintah terkait, rumah sakit dan PMI.
28.  Kenali bersama keluarga mengenai potensi bencana yang ada di sekitar rumah.
29.  Bekerrja sama dengan BPBD, PMI, atau pihak terkait lainnya untuk menyiapkan laporan khusus bagi masyarakat dengan mobility impairment pada apa yang kita lakukan selama gempa bumi.
30.  Melakukan simulasi evakuasi sederhana di rumah.
31.  Mencari informasi dari pihak terkait tentang pemutusan listrik dan air pada saat bencana.
32.  Bekerja sama dengan masyarakat untuk memperoleh pengetahuan tentang building code, retrofitting program, ancaman bahaya, dan rencana yang disusun oleh keluarga pada saat keadaan darurat.
Saat Gempa Terjadi

Penyelamatan diri dan orang terdekat
Lakukan beberapa hal berikut begitu terasa ada gempa
Kalau terjadi gempa bumi dan kebetulan Anda berada di dalam rumah mungkin Anda tidak akan sempat lari keluar rumah karena gempa bumi umumnya hanya berlangsung beberapa detik. Jadi kenali konstruksi rumah Anda, kenali tempat Anda bisa segera berlindung dan barang-barang yang dapat digunakan untuk berlindung. bila terjebak di dalam ruangan, lindungi kepala dengan benda yang lunak dan atau berlindung di bawah meja atau kolong tempat tidur yang kokoh. apabila gempa sudah mereda mungkin ada kesempatan untuk lari ke luar dari ruangan menuju lapangan terbuka. 

Tetap berada di tempat yang menurut Anda aman selama terjadi gempa. Waspadai gempa susulan yang terkadang guncangannya lebih kuat. Perhatikan langkah Anda ke tempat aman lain dan tetap berada di sekitar tempat itu sampai guncangan berhenti dan Anda dapat keluar dengan aman. Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang terluka karena mereka berusaha untuk menuju ke lokasi yang berbeda atau berusaha keluar bangunan.






 
Tips Menghadapi Gempa Bumi

Bila berada di dalam ruangan/rumah/gedung
1.      Jangan panik, tetap diharapkan bisa bersikap tenang dan miliki perhitungan yang cermat, sehingga perhatian bisa lebih terfokus dan konsentrasi pada lingkungan di sekitarnya, diri serta anggota keluarga untuk langkah penyelamatan. Jangan berlari keluar dengan tergesa-gesa, tetaplah di dalam  sebab bukan tidak mungkin  bahaya di luar ruang justru lebih besar. Merunduk hingga menyentuh lantai, cari perlindungan di bawah meja dengan memegangi kaki meja (dengan maksud bila gempanya besar dan meja ikut bergeser, kita pun masih bisa berlindung di bawahnya) atau perabot lainnya yang kuat atau tempat tidur, bisa juga dengan mengambil posisi di samping suatu benda seperti di samping sofa, tempat tidur, dengan posisi agak meringkuk dan tangan melindungi kepala, atau berdiri di sudut ruangan. Apabila tidak ada meja atau perabot untuk berlindung, lindungi kepala Anda dengan lengan kemudian merayap menuju ruangan.



2.      Matikan api/kompor gas dan perkakas lain yang bisa menimbulkan kobaran api karena salah satu efek gempa yang harus dihindari adalah bahaya kebakaran. Bila sempat segera matikan tapi kalau gempanya cukup dashyat, utamakan keselamatan dengan keluar dan menyingkir dari sumber api.
3.      Jika terjadi malam hari, bangunkan anggota keluarga lain. Anda dapat tetap di tempat tidur apabila terjadi gempa, lindungi kepala Anda dengan bantal. Apabila ada kemungkinan benda berat akan menimpa Anda, segera menuju ke sisi yang terdekat yang aman.Anda juga bisa pergi keluar rumah ke tempat terbuka sambil melindungi bagian kepala. Jangan tergesa-gesa. Berhati –hati dengan jatuhnya benda.
4.      Jauhi lemari/rak buku, lemari, kulkas, belakang pintu, dan jendela kaca, atau apa pun yang mungkin menjatuhi Anda. .
5.      Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding atau langit-langit rumah dan sebagainya.
6.      Waspadai segala kemungkinan yang timbul akibat arus pendek.
Bila berada di dalam ruangan umum
1.      Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
2.      Apabila berada di tempat keramaian, jangan ikut berdesakan menuju pintu.
3.      Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari dan jendela kaca…
4.      Jauhi tempat yang menurut Anda dapat dijatuhi  benda-benda
5.      Jangan menggunakan lift.
6.      Setelah getaran berhenti. Segera menuju ke tangga darurat sesuai prosedur evakuasi yang berlaku.
7.      Jangan mencoba kembali ke dalam gedung sebelum ada pemberitahuan dari pihak berwenang karena biasanya setelah gempa besar terjadi akan ada gempa susulan..
Bila Berada di Luar Ruangan Umum
1.      Tetaplah di luar.
2.      Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik/saluran listrik dan tiang listrik/lampu jalan atau jaringan berkabel, papan reklame dan pohon yang tinggi.
3.      Usahakan untuk mencapai daerah yang terrbuka.
4.      Jauhi jendela kaca.
Di Sekolah
1.      Berlindunglah di bawah kolong meja, jika gempa mereda keluarlah berurutan, carilah tempat lapang , jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
2.      Segera keluar kelas menuju lapangan terbuka sambil melindungi kepala.
3.      Hindari barang-barang tergantung seperti cermin, jam dinding, lampu gantung, jendela kaca, rak lemari dan lainnya.
4.      Jika di lantai dua atau lebih berlindung di bawah meja kokoh dengan berpegangan pada kaki meja. Atau merapat ke dinding dengan merunduk sambil melindungi kepala. Setelah gempa mereda segera turun menuju ke lapangan terbuka.
Di Gedung Bertingkat, Kantor, Bioskop, dan Lainnya
1.      Bila di lantai satu atau dasar, segera keluar menuju tempat terbuka.
2.      Jika di lantai dua atau lebih, berlindunglah di bawah meja kokoh sambil berpegangan pada kaki meja, atau merapat ke dinding dengan merunduk, lindungi kepala.
3.      Jauhi jendela kaca, rak, lemari, dan barang-barang yang tergantung.
4.      Gunakan tangga darurat terdekat, jangan gunakan lift, dikhawatirkan terjebak bila listrik mati,
5.      Jika di dalam lift, tekan tombol keluar untuk lantai yang terdekat, segeralah keluar.
6.      Bila berada di basement berjalannla perlahan kearah pintu keluar dengan menyusuri dinding. Badan merunduk dan mendekat dengan tembok, sementara tangan melindungi kepala dengan tas atau benda lainnya.
Di Pasar atau Mal
1.      Segera keluar menuju lapangan terbuka sambil melindungi kepala. Jangan berdesakan ke arah tangga darurat atau tangga jalan yang memungkinkan bahaya.
2.      Menjauh dari rak barang, etalase dan dinding dinding. Berdiamlah pada tiang kokoh atau dinding. Hindari dinding dan etalase berkaca.
3.      Jika di lantai dua atau lebih, berlindunglah di bawah meja sambil memegangi kaki meja dan melindungi kepala. Atau merapat ke dinding dengan merunduk sambil melindungi kepala. Setelah mereda keluarlah dan jangan menggunakan lift.
Di gedung mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
Di gunung
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman.
Di Pantai
1.      Bila terasa guncangan keras dan guncangan kecil dalam waktu lama, waspadalah. Begitupun bila melihat riak gelombang yang tiba-tiba menyurut, karena bisa menimbulkan tsunami. Segeralah menjauh dari pantai.
2.      Cari tempat yang lebih tinggi. Kecepatan tsunami bisa mencapai 100 km dan tidak akan sempat lari, maka carilah bangunan yang kuat dengan ketinggian 3 lantai.
Bila Sedang Mengendarai Kendaraan
1.      Segera menepi/hentikan kendaraan di kiri jalan di tempat yang terbuka, jauhi persimpangan jalan..
2.      Jangan mendadak mengerem mobil yang sedang melaju. Jalankan perlahan sambil mencari tempat aman untuk parkir dan keluar dari mobil. Pastikan tidak ada tiang, papan reklame, pagar beton dan pohon(besar) yang bisa rubuh dan mengancam jiwa. Jauhi aliran/saluran listrik, lokasi pembangunan yang ada peralatan berat, gedung tinggi.
3.      Jangan berhenti di atas jembatan layang/jembatan penyeberangan atau di bawah jembatan penyebrangan, terowongan, tebing tinggi.
4.      Tetap berhenti sampai getaran gempa berhenti.
5.      Ikuti instruksi radio mobil.
6.      Lanjutkan berkendara setelah gempa berhenti. Hindari jalan, jembatan, atau halangan yang telah rusak akibat gempa.
Di kereta api
Berpeganglah dengan erat pada tiang sehingga tidak akan terjatuh seandainya kereta berhenti secara mendadak.

Ketika terjebak di dalam reruntuhan
1.      Jangan menyalakan api
2.      Jangan bergerak atau apa pun yang menimbulkan debu.
3.      Tutupi mulut Anda dengan sapu tangan atau kain.
4.      Munculkan suara pada pipa atau dinding sehingga tim SAR dapat mencari posisi Anda. Gunakan peluit apabila tersedia. Berteriak adalah jalan terakhir yang dapat dilakukan, tapi hal ini dapat menyebabkan akan menghirup debu.
Ketika Gempa Selesai
1.      Bersiaplah untuk menghadapi after shock (getaran susulan yang biasanya datang setelah gempa utama) Siaga kemungkinan yang terjadi setelah gempa. Gelombang guncangan kedua biasanya kurang mematikan tetapi dapat lebih kuat untuk memberikan kerusakan tambahan sehingga memperlemah struktur bangunan dan dapat terjadi pada satu jam pertama, beberapa hari, minggu bulan setelah gempa.
2.      Periksa diri dan gunakan apa saja yang dapat diraih untuk membantu keadaan, jangan pindahkan orang yang terluka parah kecuali bila ada bahaya susulan lainnya
3.      Periksa kondisi keluarga dan sekitar.
4.      Setelah reda, segera pergi ke lapangan dan bawa serta P3K, gunakan helm. Pastikan tidak ada keluarga yang tertinggal.
5.      Jauhi bangunan yang sudah retak-retak dan tidak aman.
6.      Bila dianggap perlu, keluarkan perbekalan dan berhematlah sampai bala bantuan datang.
7.      Jangan gunakan telepon, kecuali jika ada api atau orang yang terluka parah (untuk menjaga agar jalur telepon tetap tersedia untuk orang-orang yang membutuhkan). Gunakan telpon untuk panggilan darurat.
8.      Jangan gunakan kendaraan kecuali mendesak (menjaga agar jalan  tetap dapat dilalui oleh kendaraan-kendaraan penyelamat)
9.      Buka laci lemari secara hati-hati. Waspadai benda-benda yang dapat menjatuhi Anda.
10.  Jauhi area yang hancur. Jauhi area yang hancur kecuali memang kehadiran Anda dibutuhkan oleh pihak berwenang seperti kepolisian, pemadam kebakaran, atau tim SAR. Kembalilah ke rumah apabila pihak berwenang mengatakan bahwa kondisi telah aman.
11.  Bantu korban luka atau terjebak. Ingat untuk selalu membantu tetangga atau siapapun yang membutuhkan pertolongan khusus seperti anak-anak, orang tua atau orang cacat. Berikan pertolongan pertama secara tepat. Jangan pindahkan korban yang terluka serius untuk menghindari luka yang lebih parah. Carilah bantuan kepada tim medis yang lebih ahli.
12.  Bersihkan cairan yang berbahaya. Tinggalkan lokasi yang berbau cairan berbahaya seperti gas atau cairan kimia.
13.  Periksa beberapa peralatan.
1.      Periksa apabila terjadi kebocoran gas. Jika tercium bau gas, segera buka jendela dan segera keluar bangunan.
2.      Periksa kerusakan listrik. Apabila ditemukan jaringan kabel yang rusak dan tercium bau panas listrik, segera matikan listrik.
3.      Periksa kerusakan tempat pembuangan kotoran dan saluran pipa.
Apabila terjadi kerusakan pada tempat pembuangan kotoran dan saluran pipa, hindari pembuangan toilet dan panggil tukang di bidangnya. Hubungi instansi yang berwenang untuk antisipasi pencemaran air yang lebih luas.
14.  Laporkan kejadian kerugian, korban orang hilang.
15.  Membersihkan puing-puing dan kerusakan yang terjadi.
16.  Gotong royong dengan masyarakat dan aparat sekitar untuk kembali memperbaiki rumah atau kerusakan sarana dan prasarana yang ada di sekitar wilayah bencana.
17.  Bangun kembali bangunan yang sudah rusak dengan konstruksi bangunan tahan gempa.
18.  Obati trauma yang terjadi khususnya pada anak-anak, wanita dan manula.
19.  Selalu waspada akan terjadinya gempa susulan.
20.  Beri pertolongan, dapat diramalkan banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar.
21.  Bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar Anda.
22.  Dengarkan informasi, saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaaanya. Untuk mencegah kepanikan, bersikaplaah tenang dan bertindak sesuai dengan informasi yang benar. Peroleh informasi yang benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi yang belum jelas.
23.  Jika memungkinkan cari informasi sebanyak-banyaknya tentang kejadian tersebut dan kemungkinan adanya gempa susulan dari teve, radio dan telepon seluler dengarkan instruksi dari pihak berwenang, poerhatikan informasi terkini terkait respons darurat.
Dampak/Bahaya Ikutan Gempa bumi
Kejadian gempa bumi dapat menimbulkan  bahaya ikutan lain yang terkadang lebih banyak membawa korban, dibandingkan dengan dampak akibat gempa bumi itu sendiri:
·         Tsunami
·         Bangunan roboh
·         Kebakaran
·         Tanah longsor
·         Runtuhan batuan
·         Rekahan tanah
·         Kecelakaan industry, seperti di Fukushima, Jepang
·         Banjir, akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul.       
TIPS PENGAMANAN DI WILAYAH RAWAN GEMPA
Bila Anda tinggal di wilayah yang rawan mengalami gempa bumi baik tektonik maupun vulkanik, Federal Emergency Management Agency (FEMA) di Amerika Serikat (AS) memberikan beberapa saran berikut ini:
1.      Hindari memajang benda-benda yang mudah pecah dan berat, seperti guci dan patung keramik, di atas rak buku atau lemari pajangan. Sebaiknya di lantai saja.
2.      Simpanlah benda-benda yang mudah pecah, seperti botol makanan, gelas, porselen, serta benda-benda yang mudah terbakar- seperti pestisida, rumah tangga, di dalam kabinet tertutup.
3.      Hindari memasang lukisan, cermin, atau jam dinding besar di atas tempat tidur atau kursi yang sering dipakai bersama keluarga.
4.      Periksa kabel telepon, listrik, air, gas, dan perbaiki bagian-bagian yang rusak atau bocor. Segeralah menambal retakan di dinding atau plafon rumah, dengan memanggil ahlinya.
Zona-zona Rawan Gempa
Daerah sangat aktif (Halmahera)
Daerah aktif (Lepas pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda)
Daerah lipatan dan retakan (Pantai barat Sumatera, Sulawesi Tengah)
Daerah lipatan tanpa retakan (Utara Jaawa, Kalimantan Timur)
Daearah Gempa Kecil (Sumatera Timur, Kalimantan Tengah)
Daerah Stabil (Selatan Irian, Kalimantan Barat)
Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang tsu yang artinya pelabuhan dan name yang berarti gelombang sehingga secara umum diartikan sebagai gelombang/ombak yang besar di pelabuhan..
Penyebab terjadinya Tsunami
·         Gempa bumi yang berpusat di laut, diikuti dengan dislokasi/perpindahan massa tanah/batuan yang sangat besar di bawah air (laut/danau)
·         Longsor di bawah laut.
·         Letusan gunung api di bawah laut/gunung api pulau.
·         Hantaman meteor di laut.
Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba dan ini dapat diakibatkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi atau longsoran. Ketiga sumber pembangkit tsunami mempunyai potensi yang sama untuk menghasilkan bencana tsunami besar, namun untuk kasus di Indoenesia lebih dari 90% tsunami dibangkitkan oleh gempa bumi. Tsunami juga bisa disebut dengan seismic sea waves, meskipun sumber terjadinya bisa diakibatkan oleh adanya gempa di lapisan bumi. Adapula yang menyebutnya tidal waves, namun nama ini umumnya diberikan bila penyebabnya tidak berkaitan dengan lempeng bumi, terutama daerah yang memiliki pantai yang landai dan teluk karena energi gelombangnya bisa naik ke daratan. Hampir seluruh negara yang terletak di tepi Samudera Pasifik ataupun laut dalam lainnya, juga sangat beresiko datangangi tsunami. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sangat rawan akan bencana yang satu ini, berhubung Indonesia memiliki daerah yang menjadi pertemuan beberapa lempeng bumi. Daerah-daerah yang kemungkinan besar rawan akan gelombang ini, antara lain adalah Kepulauan Maluku, Selatan Nusa Tenggara, dan Jawa, hingga bagian Barat  Sumatera.
Gempa  Bumi yang Membangkitkan Tsunami
Gempa bumi yang dapat membangkitkan tsunami minimal harus memenuhi empat syarat yaitu:
1.      Pusat gempa bumi terletak di laut/dasar laut,
2.      Merupakan gempa bumi dangkal dengan kedalaman pusat gempa bumi kuang dari 80 km/tidak lebih dari 70 km,
3.      Mempunyai kekuatan gempa (magnitude) sama  atau lebih besar 6/>6,8  pada skala Richter (SR)(dalam skala lebih kecil bisa mengakibatkan ,terjadinya gelombang pasang)
4.      Mempunyai jenis/pola patahan sesar naik atau turun.
Tanda-tanda tsunami
·         Pada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi besar (gempa bumi dengan kekuatan di atas 6 SR dengan pusat gempa di bawah laut, gunung api di bawah laut, longsoran bawah laut dan comet  impact) . Gempa di bawah laut dengan kedalaman 0 - 30 km.
*dan susut laut (air laut surut seketika lamanya kurang lebih 20 menit..
·         ·         Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat kuat (air laut seketika naik di atas rata-rata dengan kecepatan tinggi).
Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya gempabumi sebagai sumber tsunami dengan waktu tiba tsunami di pantai.
·         Di Indonesia tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah gempa bumi besar di bawah laut.

13 Aturan Menghadapi Tsunami
Bencana alam terkadang sulit ditebak, terutama gelombang tsunami yang memang tidak mempunyai tanda-tanda awal kejadiaanya. Berikut ini bebrapa cara “mengamankan” diri saat menghadapi tsunami:
1.      Bila gempa tersebut terjadi di dataran rendah – misalnya daerah pesisir pantai, kemungkinan besar akan disertai gelombang tsunami. Bersikaplah tenang dan segera mencari tempat yang lebih tinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) atau jauh dari pesisir pantai sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
2.      Meski tidak semuag gempa besar disusul dengan gelombang tsunami, namun kemungkinanya tetap ada. Jika sumber gempanya berasal di pantai ataupun di bawah lautan, segera mengungsi –  karena kemungkinan adaaya tsunami besar terjadi.
3.      Tsunami bisa terjadi kapan saja, siang ataupun malam. Gelombangnya pun bisa masuk dan meluap melalui sungai yang berada dekat di lautan.
4.      Tsunami tidak hanya terdiri dari satu gelombang, namun merupakan gelombang berseri. Tetap menjauh dari lokasi bencana hingga ada tanda aman resmi dari pemerintah setempat.
5.      Bila Anda melihat gelombang besar (lebih dari 6 meter), segera umumkan pada yang lainnya karena bisa jadi itu adalah tanda adanya gelombang tsunami.
6.      Jangan pernah menyepelekan tinggi rendahnya gelombang tsunami, meski dari jauh terlihat gelombangnya rendah namun gelombang ini bisa meninggi sewaktu-waktu.
7.      Mau tidak mau, setiap kawasan di lautan Pasifik kemungkinan besar akan didatangi tsunami. Semua tsunami – seperti juga badai- bisa sangat membahayakan. Meski tidak semuanya bisa berakibat fatal.
8.      Ingin tahu boleh saja, tapi menonton tsunami ke lokasi pantai berararti menantang maut. Pergilah jauh dari pesisir. Terjangan tsunami ribuan kali lebih cepat dari kecepatan Anda berlari.
9.      Saat bencana terjadi segera berikan bantuan – apa saja- yang bisa Anda lakukan bagi orang-orang di sekitar.
10.  Bila daerah tersebut rawan tsunami, hindari membangun di area yang rendah.
11.  Hotel bertingkat merupakan tempat yang paling aman untuk berlindung dari tsunami.
12.  JIka sedang berada di dalam perahu/kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai.  Arahkan perahu ke laut, jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang, jika gelombang benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban. Jika Anda kebetulan tengah berlayar dan terkena tsunami,, segera lempar jangkar hingga ke dasar lauat. Tapi bila masih berada di pinggir pantai, tinggalkan kapal dan segeralah melarikan ke daratan tinggi.
13.  Terus pantau perkembangan pergerakan tsunami, dan cari tahu apakah gelombang berikutnya bisa mencapai di wilayah Anda. 
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Risiko
·         Pembangunan system Peringatan Dini Tsunami
·         Pembangunan tempat evakuasi (shelter) di sekitar daerah pemukiman, pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang berisiko, penanaman mangrove serta tanaman lainnya di sepanjang garis panta untuk merdam gaya air tsunami.
·         Meningkatkan pengetahuan masyarakat local khususnya yang tinggal di pinggir pantai tentang tsunami dan cara-cara penyelamatan diri terhadap bahaya tsunami.
·         Melaporkan secepatnya jik
    
a mengetahui tanda-tanda akan terjadinya tsunami kepada petugas yang berwenang: Kepala Desa, Polisi. Stasiun Radio. SATLAK PB maupun institusi terkait. 
download buku