Kecelakaan dalam Air
Kecelakaan yang berhubungan dengan air, misalnya tenggelam hampir selalu digolongkan dalam keadaan gawat atau darurat. Hal tersebut karena bila tidak cepat ditolong dapat menghentikan pernapasan sampai menyebabkan kematian akibat adanya air yang masuk ke dalam paru-paru.
Penyebab peristiwa tenggelam :
* Tidak dapat berenang. Berada di dalam air yang terlalu dalam dan terlalu sukar di atasi dengan kemampuan berenang yang dimiliki.
* Olah raga air dan kecelakaan lain. Tidak mematuhi aturan keselamatan di dalam air. Tidak memakai pelampung dll.
* Jatuh ke dalam es ketika memancing atau waktu berski.
* Trauma atau masalah-masalah yang muncul ketika berenang, berperahu dll. Misalnya : kaki atau lambung mengalami kram, kelelahan dan sedang dalam pengaruh alkohol atau obat. Serangan jantung, stroke, kejang , gigitan atau sengatan hewan laut dapat terjadi.
* Percobaan bunuh diri.
Tanda dan gejala :
* Seseorang di dalam air dengan tanda dalam keadaan kesulitan( sesorang yang tenggelam sering kali tidak bisa berteriak minta tolong), tidak dapat bertahan di atas air, berenang kacau, tanda membutuhkan pertolongan/ berteriak minta tolong.
* Bibir atau telinga membiru. Kulit dingin dan pucat.
* Perut gembung, muntah dan tersedak.
* Kebingungan, lesu.
* Korban tidak respon atau tidak dapat bernafas.
Menangani Keadaan Darurat
Jika Mengalami Kesulitan
Cobalah tetap tenang. Jika Anda berada di dekat pinggir air, cobalah untuk menjangkaunya dan keluar dari air. Jika tidak bisa, cari sesuatu yang bisa dipegang sambil berteriak minta tolong dan melambaikan tangan untuk menarik perhatian.
Jika terjatuh ke
air dengan pakaian lengkap, lepaskan semua yang berat, seperti jaket, mantel,
dan sepatu, agar Anda tidak tenggelam semakin dalam. Pakaian yang ringan dapat
membantu menjaga panas tubuh, jadi jangan dilepas.
Mengapunglah
dengan tenaga sekecil mungkin. Melangkahlah di dalam air, atau lakukan posisi
HELP . Melangkah di dalam air sangat berguna karena Anda dapat sekaligus melambaikan satu
tangan untuk meminta pertolongan, seperti yang ditunjukkan di sini.
Penting untuk
mengeluarkan tenaga sesedikit mungkin, bukan hanya agar tidak kelelahan, tapi
juga agar tubuh tetap hangat jika Anda berada di dalam air yang dingin, di
bawah 25oC. Gerakan apa
pun dapat menyebabkan turunnya suhu tubuh karena aliran darah naik ke tubuh
bagian atas. Darah yang naik menjadi dingin karena air, lalu mengalir ke
seluruh tubuh yang menyebabkan turunnya suhu tubuh.
Jika memungkinkan, jangan sampai kepala Anda basah.
Tidak seperti bagian tubuh yang lain, kepala tidak memiliki lapisan
perlindungan panas sehingga cepat kehilangan panas.
Tips
Jika keadaan
darurat melibatkan beberapa orang, merapatlah sedekat mungkin, tergantung jenis
pelampung yang ada. Contohnya, merapatlah membentuk cincin jika
Anda mengenakan
jaket pelampung, atau berpegangan pada rakit atau perahu penyelamat.
Jika mengalami
kesulitan di air, melangkahlan di dalam air sambil melambaikan tangan untuk
meminta pertolongan.
Menyelamatkan Orang lain
Heat Escape
Lessening Position (HELP)
Jika kita/anak
mendapat kesulitan di air yang dingin, kita memiliki
kesempatan bertahan dengan menjaga organ dalam tetap hangat sambil
mengusahakan kepala tetap di atas penmukaan air (karena panas tubuh paling
cepat hilang melalui kepala). Anak sudah dapat berlatih posisi HELP dengan memeluk
pelampung tebal (atau potongan benda mengapung seperti botol plastik) dengan
kaki dirapatkan dan tubuh tegak lurus ke bawah, atau bersandar sedikit ke
belakang.
Dalam situasi
darurat, pakaian (kita/anak) dapat membantunya menyimpan panas tubuh. Jadi, begitu
anak berani, latihan ini dapat dilakukan dengan mengenakan kaos dan celana
tipis atau rok.
Yang harus diperhatikan jika ada korban tenggelam / nyaris tenggelam:
Sebagaimana pada semua pertolongan pertama pada kecelakaan, aturan utama adalah menyelamatkan korban tanpa membahayakan diri Anda sendiri, karena korban yang mengalami peristiwa tenggelam dapat menarik dan menenggelamkan anda bahkan terhadap perenang yang handal . Air yang kotor dapat mengandung logam dengan tepi yang tajam, air yang dingin dapat menyebabkan kram dengan cepat.
Berteriak minta tolong dan menyuruh seseorang menelepon bala bantuan/memanggil regu penyelamat( hubungi nomor telepon unit gawat darurat terdekat jika mungkin).
Jika aman dan memungkinkan , segera keluarkan korban dari air dengan mengingat hal sbb :
* Jangan masuk ke air untuk menyelamatkan korban yang bisa diraih dengan tangan, perahu ban karet atau ban penolong.
* Jangan biarkan korban yang tenggelam mencengkeram tubuh anda, anda dapat ikut tertarik ke bawah.
* Jika korban berada dalam jangkauan tangan, berlututlah atau berbaringlah rata di dekat tepi air. Berpeganglah erat-erat dan raih korban dengan tangan atau menggunakan alat penolong seperti galah, kayu atau handuk.
* Jika korban terjatuh dalam es : Jika anda tidak dapat menarik korban keluar dengan pertolongan suatu benda, dan anda bersama beberapa orang, buatlah rantai manusia untuk menarik korban keluar. Setiap orang berbaring rata pada es dengan kaki terbuka lebar dan masing masing orang memegang pergelangan kaki orang yang ada di depannya. Instruksikan agar korban berbaring rata sementara anda menariknya ke daerah yang aman , jangan bolehkan korban bangun dan berjalan di atas es.
* Jika korban berada di luar jangkauan, lemparkan benda-benda yang bisa mengapung seperti papan atau ban karet ke arahnya. Jika mungkin, lemparkan benda tersebut dengan diikat tali sehingga anda bisa menarik korban , cobalah melemparkan benda tersebut melewati korban dan kemudian menariknya ke dekat korban. Jika benda tidak diikat tali, instruksikan agar korban memegang benda tersebut dan menendang-nendangkan kakinya demi keselamatannya.
* Jika korban masih di luar jangkauan, masuklah ke dalam air bila hal itu cukup aman dan anda merasa cukup kuat . Angsurkan benda penolong ke arahnya. Anda bisa menariknya atau jika benda tersebut bisa mengapung lepaskan dan instruksikan korban untuk menendang-nendang. Pastikan agar benda berada di antara anda dan korban-jangan bolehkan korban mencengkeram anda.
* Jika anda harus berenang untuk mendekati korban fokuskan mata pada tempat di mana anda terakhir melihat korban dan angsurkan benda ke arahnya agar bisa dipakai pegangan.
* Gunakan alat pelampung untuk si penolong. Capai korban dari belakang dengan tenang. Pegang pakaian korban , letakkan tangan di bawah dagu korban. Ketika korban keluar dari air. sokong kepala dan leher . ( Suspek suatu trauma leher khususnya korban penyelaman atau olah raga air )
* Jika ragu dengan kemampuan anda untuk menolong korban dengan aman panggil bantuan darurat.
* NB: Baca juga tentang renang penyelamatan.
Pelatihan Penyelamatan
Anda dapat sukses menolong orang lain jika tidak membahayakan diri Anda sendiri. Caranya adalah mengikuti kelas pelatihan yang telah diakui. Pelatihan ini tersedia untuk orang yang pintar berenang dari segala usia. Anda dapat mencari informasi lebih lanjut di kolam renang, perpustakaan, kantor pemerintah, atau internet.
Tindakan Pertolongan
* Cek respon . Ikuti prinsip Resusitasi Kardiopulmoner.
A, B,C
A=Airway : Buka jalan nafas dengan memiringkan sedikit kepala ke belakang sehingga hidungnya sedikit mendongak(dalam posisi menghirup)/bila dicurigai ada luka pada leher buka jalan nafas dengan secara perlahan menggerakkan rahangnya ke depan sambil menjaga agar tidak memiringkan atau menggerakkan kepalanya, cek mulut dan mengangkat dagu. Cek pernafasan sampai 10 detik.
B=Breathing Support
• Bila tidak ada pernafasan . Tindakan pertama yang harus dilakukan begitu kepala korban keluar dari air adalah dengan memberikan oksigen dengan penapasan buatan dari mulut ke mulut. Kalau perlu, sementara badan, korban masih berada dalam air pun pernapasan buatan sudah dilakukan. Bahkan untuk anak yang sudah tenggelam cukup lama terutama dalam air dingin.
• Tindakan mengeluarkan air dari dalam perut dan paru-paru korban bukan hal yang utama melainkan yang penting adalah pemberian napas kepada korban. Jangan mengusahakan mengeluarkan air dari paru-paru dengan kompresi dada dan penekanan pada perut karena resiko air dalam paru minimal dibanding kompresi dada atau lambung yang akan meningkatkan risiko tersedak oleh muntahannya sendiri.
C=Circulation Support
• Denyut nadi di lehernya diraba, apabila terhenti segera lakukan tindakan pernijitan jantung. Kepala tidak boleh lebih tinggi dari badan karena tekanan yang dihasilkan oleh kempaan tidak mencukupi untuk menjamin perfusi jaringan otak yang memadai. Jadi pada alas tidur yang benar-benar rata.
Begitu korban dapat dibawa ke pantai atau daratan maka korban dibaringkan dengan kepala lebih rendah dari kedua kakinya/anak : memegang anak pada kedua kakinya dengan kepala ke bawah untuk membersihkan jalan nafas, mulut(keluarkan kotoran sisa makanan/muntah/darah) dan hidung atau memukul pelan-pelan punggung anak antara tulang belikat.
• Setelah itu bila tidak ada pernafasan: lakukan pernafasan dari mulut ke mulut. Setelah tandai-tanda nafas mulai ada, baru dilakukan pertolongan untuk mengeluarkan air dari korban.
• Usaha-usaha pertolongan harus dilakukan terus-menerus sampai bantuan datang /selama dalam perjalanan sampai korban sadar,kembali atau sampai tidak mungkin ditolong lagi.
• Selama denyut jantung masih teraba, penapasan buatan dari mulut ke mulut harus terus-menerus dilakukan.
• Jika korban mulai sadar, secara refleks ia akan memuntahkan air yang sudah tertelan olehnya.
• Pada saat itu, miringkan tubuh dan kepalanya sehingga muntahan tidak tersedak masuk kembali ke paru-paru.Buka bajunya yang basah, bungkus dengan selimut dsb. Penderita harus dibawa ke dokter untuk mencegah infeksi di dalam paru-parunya
* Pada peristiwa yang tidak berat, pernafasan spontan dapat segera timbul dalam 30 menit.
• Sebaiknya korban dirawat di rumah sakit karena bahaya perdarahan atau akibat-akibat lain di jantung dapat timbul kemudian.
• Jika ada luka, rawatlah lukanya seperti merawat luka pada umumnya.
* Bila ada pernafasan dan batuk, aspirasi tidak ada atau sedikit dan bila korban sadar, tidak ada sesak,korban dikirim ke rumah sakit untuk foto toraks, pemeriksaan laboratorium(hematokrit,hemolisis) dan pemulihan.
Prosedur RKP lebih efektif dan aman bila dilakukan oleh orang yang terlatih dalam pernafasan buatan dan penekanan dada.
Pada Prosedur Tetap Pertolongan Penderita Tenggelam untuk keseragaman pertolongan : semua korban baru tenggelam harus dirawat di rumah sakit, meskipun telah siuman dan keadaan umum baik.
Secondary drowning :
Adalah kegagalan pernafasan yang akut akibat edema (bengkak) paru yang dapat terjadi 15 menit sampai 72 jam setelah peristiwa tenggelam. Inilah yang menyebabkan penderita tenggelam sebaiknya di rawat di rumah sakit atau kalau tersedia di rawat di U.P.I, karena walaupun RKP berhasil sehingga penderita kelihatan selamat tertolong beberapa saat ia dapat jatuh dalam keadaan secondary drowning.
Selama Transportasi
Resusitasi tetap dilakukan dan bila mungkin pasang infus dan berikan pengobatan yang diperlukan.
I. Kecelakaan di Laut
Masalah utama yang dihadapi dalam kecelakaan di laut ialah masalah persediaan air tawar. Orang dapat bertahan hidup sampai beberapa minggu bahkan bulan tanpa makanan, namun bila kekurangan air minum orang hanya dapat bertahan beberapa hari saja.
Tindakan Pertolongan
• Saat melihat atau mengalami kecelakaan di laut, segera mencari pertolongan, berikan tanda warna jingga (jika ada), komunikasi radio, handphone, bahkan radar kini dipergunakan untuk mempercepat penemuan tempat kecelakaan.
• Sementara menunggu pertolongan datang,yang diperlukan hanya daya tahan orang-orang yang mengalami kecelakaan. Daya tahan itu terutama dipengaruhi oleh sikap mental masing-masing.
• Di samping itu, ada hal yang harus diperhatikan yaitu muntah-muntah. Hal ini disebabkan oleh mabuk laut, menelan minyak yang terdapat di permukaan laut, atau menelan air laut dalam jumlah yang banyak.
• Muntah-muntah sangat berbahaya karena dapat memicu terjadinya kematian. Oleh karena itu, upaya memperpanjang daya tahan di laut perlu dilakukan.
• Hal-hal yang dapat memperpanjang daya tahan tubuh di laut,sebagai berikut.
• Jangan meminum air laut, air kencing, air perasan ikan, atau binatang laut lainnya.
• Jangan membasahi bibir dengan air laut.
• Boleh meminum air hujan.
• Meskipun ada persediaan air tawar, jangan meminumnya dalam 24 jam pertama, karena biasanya tubuh masih kuat dan ini sebagai bekal pada saat tubuh sangat membutuhkannya kelak menjelang hari ke-2 dan seterusnya.
• Pada hari kedua dan seterusnya atau setelah merasa haus, tiap orang hanya mendapat bagian 2 gelas air setiap harinya. Jadi harus diminum sedikit-sedikit kemudian apabila persediaan air tawar makin berkurang, bagian untuk setiap orang dikurangi hingga hanya 100 cc.
• Lindungilah tubuh dari paparan sinar matahari, misalnya dengan tenda atau parasut.
• Jangan melakukan gerakan-gerakan badan yang tidak perlu. Ini untuk menghindari kehilangan cairan tubuh yang lebih banyak.
• Manfaatkan setiap angin yang berhembus agar mengenai kulit.
• Basahi pakaian dengan air laut secara terus-menerus untuk mencegah penguapan air dari tubuh.
• Sesekali rendam tubuh di laut, kecuali bila badan sudah sangat Iemah.
• Jangan minum kecuali bila muntah-muntah sudah berhenti clan keluarkan setiap air laut yang masuk ke mulut.
2. Kecelakaan di Kolam Renang
Kecelakaan yang terjadi dalam berenang sering disebabkan oleh pengaruh perubahan tekanan udara di sekitar tubuh atau akibat perubahan ketinggian atau kedalaman.
Saat berada di lingkungan air kita harus waspada sebab sekalipun seorang pandai berenang, ia tetap dapat mengalami kecelakaan di kolam renang dengan tanpa diduga. Kecelakaan di kolam renang yang sewaktu-waktu dapat terjadi, diantaranya sebagai berikut.
• Berenang ditempat yang sudah diberi tanda larangan dan tanda bahaya lainnya.
• Berenang sendirian pada waktu malam, apalagi di kolam yang gelap.
• Berenang dengan kecepatan tinggi sehabis makan.
• Langsung terjun ke kolam renang ketika badan masih panas sehabis berolah raga di tempat lain.
• Berenang di air yang sangat dingin atau sedang kelelahan. Hal-hal ini dapat menyebabkan terjadinya kejang otot (kram).
• Terburu-buru terjun atau menyelam di air yang sangat dingin, tanpa memberi kesempatan tubuh beradaptasi dulu. Tanpa adaptasi, tubuh akan dikejutkan oleh air dingin sehingga dapat mengakibatkan kejang otot.
Tindakan Pertolongan
Apabila terjadi kejang otot ketika berenang, tarik lutut mendekat ke dada dan pijatlah otot yang sedang kejang itu.
3. Cedera pada Penyelaman/Kegawatan dalam Menyelam
.
A. Jika manusia bernapas dalam lingkungan udara yang bertekanan di bawah air, mereka mudah mengalami berbagai bahaya fisik dan biologis, yang paling unik adalah gangguan yang berhubungan dengan tekanan. Sebagian besar kegawatan menyelam mudah didiagnosis riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik saja. Riwayat penyakit adalah yang paling penting, dan setidak-nya harus menentukan jenis penyelaman (scuba diving atau snorkeling); alat yang digunakan (petunjuk kedalaman, jam menyelam); lama waktu, kedalaman, dan jumlah penyelaman dalam 48-72 jam sebelum onset gejala; interval di permukaan di antara penyelaman berulang; apakah dilakukan rekompresi di dalam air, dan jika demikian, berapa banyak; tempat menyelam dan kondisi lingkungannya (adanya arus air yang kuat dan temperatur); tujuan penyelaman (fotografi, menangkap ikan); apakah penyelam mengalami kehabisan udara, cedera akibat hewan laut, trauma, atau peristiwa berat lainnya; apakah yang dilakukan penyelam setelah menyelam; dan yang penting, kapankah gejala pertama kali terlihat dan bagaimana perubahannya, spontan atau karena sesuatu yang dilakukan oleh penyelam. Sebagian besar kegawatan menyelam disebabkan oleh pembenntukan gelembung nitrogen di dalam jaringan tubuh penyelam.
B. Ambilan gas nitrogen tergantung pada kedalaman dan lamanya menyelam. Jika waktu dan kedalaman yang aman dilampaui, diperlukan waktu tertentu untuk "dekompresi" guna melepaskan nitrogen dari jaringan tubuh penyelam. Tindakan ini harus dilakukan untuk menghindari pembentukan gelembung nitrogen di dalam jaringan, suatu kondisi untuk penyakit dekompresi. U.S. Navy Standard Decompression Tables merupakan protokol yang banyak dipakai untuk menentukan apakah waktu dekompresi telah adekuat.
C. Penyakit dekompresi (DCS) adalah gangguan multisistem yang disebabkan oleh pelepasan gas inert (misalnya, nitrogen) dari larutan dan menyebabkan pembentukan gelembung gas dalam darah dan jaringan tubuh jika tekanan lingkungan menurun. Patogenesis DCS ini melibatkan pembentukan gelembung dan aktivasi faktor Hageman serta fenomena biofisik pada interface darah-gelembung. Yang paling sering terpengaruh DCS adalah sistem muskuloskeletal dan neurologis. Jika lebih dari sekitar 10% sistem vena pulmonal tertutup oleh gelembung intravaskular, timbul keadaan serius yang dikenal sebagai "tercekik." Sekitar separuh orang yang mengalami DCS menunjukkan gejala dalam 10 menit setelah kembali ke permukaan air; > 95% mengalami gejala dalam 6 jam setelah menyelam. Kadang-kadang onset gejala timbul lebih dari 24 jam setelah menyelam,
D. Pada beberapa kasus, penyakit dekompresi neurologis adalah tidak mudah dibedakan dari emboli udara.
E. Emboli udara disbarik (DAE) adalah penyulit barotrauma pulmonal yang paling ditakuti dan merupakan penyebab utama kematian serta kecacatan pada penyelam. Gejala DAE selalu terjadi dalam 10 menit setelah kembali ke permukaan, dan biasanya dalam 2 menit pertama. Manifestasi neurologis adalah khas berupa stroke akut; multiplegia asimetrik merupakan gam¬baran yang paling sering.
F. Walaupun penyelam mungkin melaporkan tidak melanggar dekompresi, kadang-kadang tidak dapat dipercaya (mis., petunjuk kedalaman dan jam menyelam tidak digunakan). Demikian juga sejumlah kecil orang mungkin mengalami DCS walaupun telah mematuhi tabel penyelaman.
G. Tekanan gas di dalam berbagai rongga tubuh yang berisi udara secara normal berada dalam keseimbangan dengan lingkungan; tetapi, jika terjadi sesuatu (mis., inflamasi mukosa(peradangan selaput lendir) atau polip hidung) yang menutupi tempat pertukaran gas, akan terjadi gangguan keseimbangan gas. Barotrauma adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan cedera jaringan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan ini.
H. Telinga dan sinus paranasal yang paling sering terkena barotrauma.
I. Barotrauma pulmonal dapat terjadi saat naik dari kedalaman dengan glotis tertutup (seperti saat menahan papas) atau akibat gangguan fokal (mis., sumbatan mukus atau granuloma). Manifestasi tersering dari barotrauma pulmonal adalah emfiseme mediastinal dan emfisema subkutan; tetapi, pneumoperikardium, pneumoperitoneum, dan atau (jarang) pneumotoraks dapat terjadi, baik sendiri maupun kombinasi. Rekompresi dikontraindikasikan kecuali terdapat DCS atau emboli udara penyerta. Penatalaksanaan udara ekstra-alveolar tergantur pada lokasi dan jumlahnya.
J. Walaupun akumulasi udara dalam sistem gastrointestinal biasanya mudah dihilangkan dan dapat sembuh sendiri, ruptur lambung telah dilaporkan terjadi.
K. Seseorang yang cedera saat menyelam, seperti batuk darah mungkin mengalami cedera pada paru-paru atau pembengkakan paru-paru. Penyelam tanpa alat pernapasan tambahan (scuba,) kemungkinan akan mengalami pembengkakan paru-paru. Jika hal itu terjadi pada penyelam dengan scuba, kemungkinan besar dapat mengalami robek pada paru-parunya.
Tindakan Pertolongan
• Korban yang mengalami pembengkakan paru-paru (umumnya penyelam tanpa alat bantu pernapasan dan skin divers) biasanya cukup di tolong secara sederhana.
• Korban yang paru-parunya robek perlu dibawa ke rumah sakit.
• Penyelam dengan scuba yang mengalami batuk darah adalah korban dengan paru-paru robek.
• Setiap penyelam yang pingsan, umumnya ada emboli udara yang masuk ke paru-paru atau penyakit dekompresi (akibat perubahan tekanan yang berlangsung cepat). la harus segera dibawa ke rumah sakit yang mempunyai alat atau ruang dekompresi.
Pencegahan
Keamanan di kolam renang, kamar mandi, lingkungan sekitar rumah, dan sungai/danau/pantai/laut.
Untuk Orang Dewasa
* Belajarlah berenang. Jangan pernah berenang sendirian di pantai atau kolam renang. Seorang perenang penyelamat (petugas penyelamat) pun atau perenang dewasa dapat mengalami kram pada kaki dan masalah lainnya.
* Jangan menggunakan bak mandi panas jika kamu seorang peminum alkohol. Kamu dapat tertidur dan tergelincir dan tenggelam.
* Ambil kursus CPR dan kursus tindakan penyelamatan dalam air.
Untuk Anak.
* Jangan biarkan bayi atau anak sendirian di bak mandi jenis apapun. Awasi anak kecil di kamar mandi.
* Jangan menyalakan air tanpa mengawasinya karena suara air sangat menarik perhatian anak.
* Jangan simpan air di dalam ember bila Anda memiliki anak usia prasekolah. Karena pada usia ini, mereka selalu ingin tahu, dan akan melongok untuk melihat isi ember dan kemungkinan dapat jatuh dengan kepala terlebih dahulu ke dalamnya.Sebaiknya menggunakan shower tanpa bak penampung. Kalau pun ada bak air dibuat tinggi dan tidak terjangkau anak.
* Pindahkan kunci pintu kamar mandi dari lubang kuncinya untuk mencegah anak terkunci dari dalam. Terutama kunci jangan di bagian dalam.
* Sebaiknya lantai kamar mandi di beri alas karet agar tidak terlalu licin.
* Jangan pernah tinggalkan anak kecil sendirian dekat kolam renang,kolam ikan ,sumur dsb. Kunci pintu untuk mencegah anak-anak mendekati kolam renang. Kolam ikan dan sumur dibuatkan pagar pengaman.
* Jangan tempatkan kursi, meja dan barang-barang lainnya dekat pagar. Anak-anak dapat menggunakan perabotan ini untuk memanjat.
* Kuras kolam renang kala tidak digunakan.
* Anak kecil bisa tenggelam walau airnya cuma 2 inchi tingginya.
* Jangan biarkan anak-anak bermain dekat kolam renang. Singkirkan semua mainan yang dapat dijangkau anak dari area tersebut..
* Jangan bertelefon kala anak sedang berada dalam kolam, tanpa diawasi. Harus selalu ada orang dewasa yang dapat berenang mendampingi si kecil berenang(mendampingi harus tepat disebelah anak).
* Jangan pernah menugaskan anak kecil untuk menjaga anak kecil lainnya.
* Cegah anak mencemplung, mendorong ataupun melompat ke kolam renang di atas orang lain.
* Waspadai binatang peliharaan yang dapat mendorong anak kecil ke dalam kolam.
* Simpan semua bahan kimia pembersih kolam di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
* Letakkan telefon dekat kolam sehingga dapat digunakan jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.
* Latihlah anak-anak berenang dengan benar. Beritahu mereka untuk tidak berenang sendiri dan tidak berenang terlalu jauh dari tepi pantai tanpa perenang penyelamat atau perenang dewasa.
* Kenakan baju pelampung untuk setiap anak ketika dekat air atau di atas perahu.
* Kedalamam penyelaman juga harus dalam batas aman.
* Berenang di tempat yang telah ditentukan keamanannya.
* Beri juga kursus CPR dan Kursus Penyelamatan di dalam air.
** Pengelola kolam renang wajib memiliki pengetahuan tentang pertolongan pertama jika ada kecelakaan di kolam , begitupula orang-orang yang memiliki kolam renang pribadi di rumah.
Keamanan di laut
Penjagaan keamanan sewaktu berenang di laut tidak berbeda dengan di kolam renang. Hanya beberapa perlu ditambahkan:
* Kecuali Anda seorang perenang yang pandai, jangan berenang melewati batas larangan yang telah ditandai.
* Di Indonesia ada juga pantai-pantai yang dikhususkan untuk bermain surfing. Tempat-tempat semacam itu biasanya diberi tanda peringatan khusus. Untuk menghindari kecelakaan, janganlah berenang di tempat yang khusus untuk bermain surfing.
* Pantai rekreasi di Indonesia kadang-kadang terletak dekat dengan pelabuhan besar. Di tempat-tempat semacam itu biasanya kita menjumpai ada kayu-kayu bekas peti yang terdampar, dengan pakunya masih melekat. Oleh karena itu pergunakanlah sandal apabila berjalan jalan di pasir.
Apabila Anda penggemar perahu layar ataupun bermotor:
* Periksalah perlengkapan perahu sebelum berlayar. Genangan air yang ada di dasar perahu harus dibuang lebih dahulu.
* Meskipun perahu Anda bermotor, sediakan pula pendayung untuk cadangan.
* Perahu bermotor sebaiknya dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan perlengkapan untuk memperbaiki mesin. Sediakan pula selalu alat PPPK dan pelampung.
* Gunakan baju pelampung ketika kamu di atas perahu, waktu memancing dsb.
Apabila Anda membawa teman-teman atau keluarga, berilah petunjuk-petunjuk sebelum berangkat. Briefing (pengarahan) tersebut, hendaknya meliputi:
- Susunan tempat duduk. Setiap penumpang sebaiknya tetap berada di tempat yang sudah dipilihnya atau ditentukan untuknya. Sediakan pula pelampung untuk setiap penumpang.
- Instruksi agar mereka tetap berpegangan kepada perahu seandainya perahu terbalik. Karena selain memudahkan pertolongan, juga perahu biasanya tidak tenggelam apabila terbalik.
* Gelombang yang ditimbulkan oleh perahu atau kapal besar yang berjalan cepat, dapat menyebabkan perahu yang lebih kecil terbalik apabila gelombang itu menerpa dari lambung. Menghadapi keadaan semacam itu, sebaiknya arahkan haluan memotong gelombang dan kurangi kecepatan. Dengan demikian gelombang dibiarkan meluncur tenang di bawah perahu. Sebaliknya, apabila perahu Anda lebih besar, janganlah berkecepatan tinggi bila berlayar di tempat perahu lain bersandar, atau bila di dekat Anda ada perahu yang lebih kecil.
Keamanan sewaktu menyelam
Olah raga menyelam semakin banyak menarik penggemarnya. Kecelakaan yang terjadi dalam bidang ini sering disebabkan oleh pengaruh perubahan tekanan udara di sekitar tubuh, akibat perubahan ketinggian atau kedalaman.
Terutama dengan adanya Scuba (Self contained underwater breathing apparatus) banyak penggemar menyelam yang sebenarnnya belum mahir, berani mencoba menyelam sampai ke kedalaman yang hanya boleh untuk penyelam terlatih.
Bahaya kecelakaan dalam penyelaman dapat dihindari jika:
- Penyelam mematuhi ketentuan tentang batas kedalaman dan jangka waktu yang diperbolehkan.
* Cek kedalaman air sebelum menyelam. Dengan training lanjutan, kedalaman maksimal absolut seorang peselam rekreasi/recreational diver adalah 40 meter atau 130 feet. Peselam pemula (open water diver) dibatasi untuk tidak melebihi kedalaman 18 meter/60 feet. Terlepas dari batas-batas kedalaman tersebut, biasanya coral warna-warni yang indah terang sudah didapatkan pada kedalaman rata-rata 12 m saja.
- Melakukan pemanasan secukupnya (tidak berlebihan) sehingga tidak terengah-engah dan kelelahan sebelum menyelam.
- Tidak melakukan penyelaman ulangan sebelum cukup beristirahat di udara permukaan.
- Diperlukan istirahat selama paling sedikit 12 jam dari saat menyelam yang terakhir, sebelum seorang penyelam boleh bepergian dengan pesawat terbang penumpang.
- Jika penyelaman dilakukan lebih dari satu kali, maka masa istirahat itu harus diperpanjang sampai 24 jam.
• Menyadari bahwa pada dasarnya, pencegahan kecelakaan yang baik adalah apabila sejak semula kita menjauhkan anggapan bahwa kecelakaan hanya akan terjadi pada orang lain yang tidak
mahir. Sebenarnya setiap orang dapat mengalaminya. Jadi, lebih baik waspada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.