Penyimpanan Madu
- Madu bersifat sangat higroskopis (mudah menyerap air). Madu yang kadar airnya tinggi akan gampang mengalami proses fermentasi. Fermentasi madu juga dapat terjadi karena tingkat kebersihan yang kurang baik selama pengolahan dan penyimpanan. Fermentasi pada madu umumnya disebabkan oleh mikroba (terutama khamir). Suhu optimum untuk terjadinya fermentasi adalah 11-19oC. Oleh karena itu, madu disimpan pada temperatur dingin (5-10 C). Untuk mencegah fermentasi, madu yang telah dikemas sebaiknya dipasteurisasi dengan pemanasan untuk membunuh sel-sel khamir. Pemanasan madu pada suhu 63oC selama 8 menit atau 57oC selama 60 menit atau 52oC selama 8 jam, akan mencegah terjadinya fermentasi.
- Madu mudah menyerap bau sekelilingnya. Oleh karena itu jangan menyimpan madu bersama dengan makanan dan bahan berbau tajam, seperti ikan asin, bensin, parafin dll.
- Tempat madu yang baik adalah terbuat dari kaca atau guci tanah. Kayu tidak baik untuk tempat madu, karena warna dan bau kayu akan masuk ke dalam madu. Madu juga tidak baik disimpan di dalam wadah yang terbuat dari logam, sebab zat besi dapat bereaksi dengan gula madu dan seng dapat bereaksi dengan asam-asam organik madu membentuk senyawa beracun.
- Suhu penyimpanan sangat berpengaruh terhadap mutu madu. Madu yang disimpan pada suhu 32 derajat C selama 10 hari akan mengalami kerusakan yang hampir sama dengan penyimpanan 100 hari pada suhu 21
oC. Penyimpanan madu yang baik adalah kisaran suhu 6-8
oC. Untuk madu yang telah dipasteurisasi dianjurkan untuk disimpan pada suhu 18-24
oC. Untuk mencegah pembekuan, madu tidak disimpan di lemari es. Taruh saja di ruangan dengan suhu kamar. Hindari wadahnya dari terpaan sinar matahari langsung.