Apakah
stroke itu?
Stroke merupakan istilah Inggris yang berarti pukulan diartikan oleh
awam dengan istilah penyakit lumpuh, padahal stroke tidak selalu disertai
dengan kelumpuhan. Stroke juga disebut serangan otak. Sebutan yang terakhir ini
barangkali lebih tepat karena stroke adalah kondisi yang ditandai dengan
serangan otak akibat pukulan telak yang terjadi mendadak.
Dalam bahasa medis,
stroke disebut CVA (Cerebro Vascular Accident)/Cerebro Vascular Disease/
Gangguan Pembuluh Darah Otak (GPDO) atau istilah kuno apopleksia. Stroke atau manifestasi CVD adalah
istilah internasional yang sudah baku untuk serangan Penyakit Pembuluh Darah
Otak. CVA yang dipakai sebagai istilah kedokteran jangan dipakai lagi karena CVA menampilkan kejadian dari penyakit sebagai suatu kejadian yang tidak tersangka "accident" atau secara kebetulan oleh kalangan awam, namun seharusnya bagi setiap orang yang dapat dianggap lebih mengerti harus mengetahui adanya keadaan -keadaan yang mendasari terjadinya stroke sehingga lebih digunakan istilah CVD..
Terdapat beberapa definisi yang berusaha menjelaskan mengenai pengertian stroke:
Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau dikenal sebagai CVA atau CVD adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.
Stroke adalah
manifestasi klinis dari gangguan fungsi serebral baik fokal (letak kelainan di
otak) maupun menyeluruh (global) yang berlangsung dengan cepat, berlangsung
lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukan sebab lain
kecuali dari gangguan vascular (PERDOSSI, 2006).
Stroke adalah
manifestasi klinis dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh
yang berlangsung dengan cepat, dengan gejala yang berlangsung lebih dari 24
jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain gangguan
vascular.
Stroke adalah suatu
gangguan fungsi neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah,
dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara
cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala-gejala dan tanda-tanda yang sesuai
dengan daerah fokal otak yang terganggu (Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke
di Indonesia, 1999).
Stroke adalah gangguan
fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam, berasal dari
gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak sepintas, tumor otak, stoke sekunder oleh karena trauma maupun infeksi
(WHO MONICA, 1986).
Stroke adalah gangguan
fungsi otak yang disebabkan terganggunya suplai darah (yang membawa oksigen dan
nutrisi) ke otak. Darah dibawa ke otak, melalui pembuluh darah yang disebut
arteri. Darah bisa berhenti masuk ke dalam otak apabila pembuluh darah
tersumbat oleh bekuan darah/plak, atau karena pembuluh darah rusak/pecah
Stroke adalah gangguan pada fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang menuju salah satu bagian dari otak, mengalami penyumbatan atau pada saat sebuah pembuluh darah yang ada dalam otak atau dekat otak pecah. Gangguan aliran darah ini biasanya terjadi begitu cepat..
Stroke adalah gangguan pada fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang menuju salah satu bagian dari otak, mengalami penyumbatan atau pada saat sebuah pembuluh darah yang ada dalam otak atau dekat otak pecah. Gangguan aliran darah ini biasanya terjadi begitu cepat..
Dari beberapa definisi
tersebut dapat disimpulkan pada stroke:
1.
Timbulnya kelainan saraf sifatnya
mendadak.
2.
Biasanya ditandai dengan deficit
neurologis atau gangguan saraf, dimana kelainan saraf yang ada harus sesuai
dengan daerah atau bagian dari otak yang terganggu.
Secara sederhana stroke bisa dikenali/dideteksi dini melalui FAST/BEFAST/AWAS/Segera ke RS.
Segera ke RS merupakan salah satu metode deteksi dini pada penderita stroke dengan mengenali perubahan yang terjadi pada seseorang.
Di negara Inggris kementerian kesehatannya yang mengeluarkan pertama kali kampanye untuk sadar tentang gejala stroke dengan akronim " Act FAST" atau dalam bahasa Indonesia berarti bertindak cepat. Kampanye yang dilakukan oleh pemerintah Inggris disosialisasikan melalui media massa seperti iklan televisi, radio, pers, koran, leaflet, dan poster. Akronim FAST merupakan sebuah singkatan yang menandakan tiga gejala umum stroke yaitu wajah, lengan, bicara dan waktu. Pada awalnya, akronim FAST ini dikembangkan sebagai protokol utama ambulans untuk meningkatkan akurasi diagnostik para staf medis untuk menangani stroke.
FAST akronim yang telah diadopsi sebagai kampanye nasional untuk gejala stroke di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Australia, dan Inggris dengan menunjukkan kata Time atau waktu untuk menghubungi ambulans dengan segera kalau di Indonesia dimodifikasi menjadi "Segera ke RS".
F=Facial weakness, A=Arm weakness, S=Speech disturbance, and T=Time
F=Face=Wajah. Mintalah
orang yang Anda curigai terserang stroke untuk tersenyum. Perhatikan apakah
salah satu sudut bibir tertarik ke bawah.
A=Arms=Lengan. Orang
yang dicurigai stroke diminta mengangkat kedua lengan lurus ke depan dan
menahannya beberapa detik. Perhatikan, apakah dia hanya bisa mengangkat satu
lengan. Apabila dia bisa mengangkat dua lengan, perhatikan apakah salah satunya
terlihat turun. Stroke umumnya hanya melemahkan satu sisi tubuh, entah kanan
atau kiri, dan jarang menyerang keduanya secara bersamaan.
S=Speech=bicara.
Mintalah orang yang dicurigai stroke untuk mengucapkan beberapa kata yang
mengandung banyak huruf R, seperti ‘Orang ramai melerai kera-kera merah yang
marah di pinggir rel kereta.” Dengarkan baik-baik, apakah dia bisa mengucapkan
R dengan jelas atau cedal atau pelo.
T=Time=Waktu. Pada
kasus stroke, penanganan pertama sangat penting. Time is brain. Golden period
(waktu emas) untuk penanganan stroke adalah 6 jam setelah serangan. Bila stroke
ditangani dengan baik maka kecacatan dapat ditekan serendah mungkin. Jika seseorang mengalami tanda-tanda diatas,
segera bawa ke rumah sakit atau hubungi 112.
Yang sekarang digunakan: BEFAST
Yang sekarang digunakan: BEFAST
Dengan Lima gejala yang harus diwaspadai:
1.
Kelemahan mendadak, mati rasa, kesemutan
pada muka, tangan atau kaki.
2.
Kehilangan kemampuan berkata-kata secara
tiba-tiba atau kesulitan memahami perkataan.
3.
Kehilangan penglihatan mendadak terutama
pada sebelah mata atau melihat ganda.
4.
Sakit kepala hebat mendadak yang tidak
pernah dirasakan sebelumnya.
5.
Kehilangan keseimbangan mendadak
terutama bila bersamaan dengan salah satu dari gejala di atas.
Atau dengan pemeriksaan AWAS yang cepat, dalam lebih kurang 2 menit, tanda-tanda Stroke dapat dikenali.
A= Ada gangguan bicara
W=Wajah tidak simetris
A=Anggota gerak lemah
S=Segera ke rumah sakit
jika terdapat tanda tersebut di atas.
Segera ke RS merupakan akronim dari beberpa perubahan gejala yakni, SEnyum, GErak, bicaRA, KEbas, RAbun, dan Sakit kepala.
Se : Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi)/terlihat miring, tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba
Ge : Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba/gerak yang tidak lurus
Ra : bicaRa pelo/cadel, tidak lancar, tiba-tiba tidak dapat bicara: tidak mengerti kata-kata: bicara tidak nyambung
Ke : Kebas atau baal atau kesemutan separuh tubuh
Ra : Rabun, pandangan satu mata kabur terjadi tiba-tiba
S : Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi
Bila Anda atau yang Anda kenal pernah mengalami tanda dan gejala-gejala di atas, periksa ke dokter secepatnya. Jika muncul tanda-tanda itu, maka penanganannya hanya ke RS. Tidak ada harus tusuk jari dengan jarum agar keluar darah, ini mitos, karena yang rusak di otak, bukan dijari.
Apa
yang harus dilakukan bila terjadi Stroke?
!!! Bila ditemukan
salah satu gejala di atas, segera bawa penderita ke UGD Rumah Sakit terdekat
yang memiliki fasilitas diagnostik dan penanganan stroke yang cukup memadai seperti dokter spesialis saraf dengan fasilitas penunjang CT-Scan, laboratorium, kamar perawatan ICU, serta tersedianya Unit Stroke.
Atau telp 112 (Indonesia)
Ambulans Gawat Darurat: 118
Ambulans RS yang memiliki Unit Stroke
Bila timbul gejala-gejala stroke, segera hubungi rumah sakit terdekat, lebih baik yang memiliki stroke Center. Kalau tidak mungkin membawanya mintalah segera pertolongan ambulans.
Kriteria Rujukan: Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis secara klinis dan diberikan penanganan awal, segera mungkin harus dirujuk ke fasilitas kesehatan sekunder yang memilik dokter spesialis saraf, terkait dengan angka kecacatan dan kematian yang tinggi.
Dalam hal ini, perhatian terhadap therapeutic window untuk penatalaksanaan stroke akut sangat diutamakan.
Fasilitas ideal yang harus ada dalam ambulans sebagai berikut:
a. Personil yang terlatih
b. Mesin EKG
c. Peralatan dan obat-obat resusitasi dan gawat darurat
d. Obat-obat neuroprotektan
e. Telemedisin
f. Ambulans yang dilengkapi dengan peralatan gawat darurat, antara lain: pemeriksaan glukosa (glukometer), kadar saturasi O2 (pulse oximeter)
Pengiriman (Delivery). Pilih sarana transportasi yang cepat dan terjangkau. Termasuk transportasi udara. Dengan fasilitas yang ada, AGD 118 baru bisa memberikan pertolongan paling cepat 20 menit setelah panggilan via telepon. Semestinya pelayanan pra-rumah sakit sampai di lokasi dalam durasi 4 menit.
Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, penderita stroke sering terlambat di bawa ke rumah sakit karena beberapa alasan, diantaranya:
1. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala kegawatdaruratan, pencegahan dan penanganan stroke.
2. Faktor geografis, yakni jarak tempuh menuju sarana kesehatan,
3. Keterbatasan fasilitas penunjang layanan kesehatan, seperti ketersediaan mobil ambulans untuk merujuk penderita stroke dengan cepat dan aman.
Keberhasilan penanganan stroke ditentukan oleh beberapa hal diantaranya:
1. Kecepatan penderita dirujuk secara aman ke rumah sakit yang memiliki fasilitas memadai.
2. Kebersamaan kerja tim dokter ahli saraf, ahli penyakit dalam, ahli radiologi, ahli bedah saraf plus perawat handal.
3. Kelengkapan sarana penunjang layanan kesehatan. Penanganan fase emergensi ini dalam praktek sehari-hari sering terlambat. Kondisi ini sangat merugikan penderita karena berpotensi menimbulkan kecacatan menetap bahkan kematian.
Ambulans Gawat Darurat: 118
Ambulans RS yang memiliki Unit Stroke
Bila timbul gejala-gejala stroke, segera hubungi rumah sakit terdekat, lebih baik yang memiliki stroke Center. Kalau tidak mungkin membawanya mintalah segera pertolongan ambulans.
Kriteria Rujukan: Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis secara klinis dan diberikan penanganan awal, segera mungkin harus dirujuk ke fasilitas kesehatan sekunder yang memilik dokter spesialis saraf, terkait dengan angka kecacatan dan kematian yang tinggi.
Dalam hal ini, perhatian terhadap therapeutic window untuk penatalaksanaan stroke akut sangat diutamakan.
Fasilitas ideal yang harus ada dalam ambulans sebagai berikut:
a. Personil yang terlatih
b. Mesin EKG
c. Peralatan dan obat-obat resusitasi dan gawat darurat
d. Obat-obat neuroprotektan
e. Telemedisin
f. Ambulans yang dilengkapi dengan peralatan gawat darurat, antara lain: pemeriksaan glukosa (glukometer), kadar saturasi O2 (pulse oximeter)
Pengiriman (Delivery). Pilih sarana transportasi yang cepat dan terjangkau. Termasuk transportasi udara. Dengan fasilitas yang ada, AGD 118 baru bisa memberikan pertolongan paling cepat 20 menit setelah panggilan via telepon. Semestinya pelayanan pra-rumah sakit sampai di lokasi dalam durasi 4 menit.
Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, penderita stroke sering terlambat di bawa ke rumah sakit karena beberapa alasan, diantaranya:
1. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala kegawatdaruratan, pencegahan dan penanganan stroke.
2. Faktor geografis, yakni jarak tempuh menuju sarana kesehatan,
3. Keterbatasan fasilitas penunjang layanan kesehatan, seperti ketersediaan mobil ambulans untuk merujuk penderita stroke dengan cepat dan aman.
Keberhasilan penanganan stroke ditentukan oleh beberapa hal diantaranya:
1. Kecepatan penderita dirujuk secara aman ke rumah sakit yang memiliki fasilitas memadai.
2. Kebersamaan kerja tim dokter ahli saraf, ahli penyakit dalam, ahli radiologi, ahli bedah saraf plus perawat handal.
3. Kelengkapan sarana penunjang layanan kesehatan. Penanganan fase emergensi ini dalam praktek sehari-hari sering terlambat. Kondisi ini sangat merugikan penderita karena berpotensi menimbulkan kecacatan menetap bahkan kematian.
Time is Brain: 3 jam pertama dari onset
Golden periode atau
jendela emas adalah waktu yang amat berharga bagi seseorang ketika terkena
stroke awal untuk segera mendapat pertolongan oleh rumah sakit yang terdekat
dan mempunyai fasilitas penanganan stroke.
Waktu yang dimiliki oleh seseorang ketika terjadi stroke
adalah 3-6 jam untuk segera mendapat pertolongan yang tepat di Rumah Sakit.
Lebih dari jam yang tersebut diatas pasien yang terkena stroke akan dapat
mengalami kecacatan yang berat, karena berat ringannya kecacatan yang
ditimbulkan akibat stroke ditentukan dengan penanganan awal yang tepat dengan
memanfaatkan jendela emas tersebut, disamping itu juga tergantung kepada jenis
stroke yang ada pada seseorang.
Memanfaatkan waktu golden periode bagi seseorang ketika terjadi serangan stroke awal sangatlah penting, alasannya adalah apabila ketika terjadi stroke, otak perlu segera mendapat pertolongan oleh rumah sakit dan dokter yang tepat, namun jika kita melalaikan masa golden periode tersebut dengan begitu saja, itu berarti kita menyia-nyiakan harapan hidup kita yang seharusnya dapat diselamatkan oleh karena kerusakan pada pembuluh darah di otak kita makin meluas dan makin parah.
Memanfaatkan waktu golden periode bagi seseorang ketika terjadi serangan stroke awal sangatlah penting, alasannya adalah apabila ketika terjadi stroke, otak perlu segera mendapat pertolongan oleh rumah sakit dan dokter yang tepat, namun jika kita melalaikan masa golden periode tersebut dengan begitu saja, itu berarti kita menyia-nyiakan harapan hidup kita yang seharusnya dapat diselamatkan oleh karena kerusakan pada pembuluh darah di otak kita makin meluas dan makin parah.
Oleh sebab itu jangan menyia-nyiakan hidup kita dengan
melewati masa golden periode jika terkena stroke.
Bagaimana klasifikasi stroke?
Secara praktis stroke dapat dibagi menjadi dua macam:
1. Stroke sumbatan (iskemik) yang dapat
disebabkan oleh sumbatan setempat pada suatu pembuluh darah tertentu di otak
yang sebelumnya sudah mengalami proses aterosklerosis (pengerasan dinding
pembuluh darah akibat penumpukan lemak) yang dipercepat oleh berbagai faktor
risiko, sehingga terjadi penebalan kedalam lumen pembuluh tersebut yang
akhirnya dapat menyumbat sebagian atau seluruh lumen (trombosis). Sumbatan juga
dapat disebabkan oleh thrombus atau bekuan darah yang berasal dari lokasi lain
misalnya plak didinding pembuluh darah leher yang besar atau jantung (emboli).
2.
Stroke
pendarahan (hemoragik) yang disebabkan oleh pecahnya cabang pembuluh darah
tertentu di otak akibat dari kerapuhan dindingnya yang sudah berlangsung lama
(proses aterosklerosis/penuaan pembuluh darah) yang dipercepat oleh berbagai
faktor.
Apa
itu Stroke Berat dan Stroke Ringan?
Dalam perbincangan
antar kaum awam sering kita dengar istilah stroke ringan dan stroke berat untuk
menjelaskan tingkat keparahan stroke. Dalam pandangan awam, stroke dianggap
ringan jika penderita dapat bergerak atau beraktivitas, sedangkan stroke
dianggap berat jika penderita mengalami kelumpuhan. Menurut pandangan medis,
berat-ringannya stroke bukan dilihat dari kelumpuhan yang ditimbulkannya, namun
ditentukan oleh lokasi dan luasnya daerah otak yang mengalami kerusakan akibat
terganggunya suplai oksigen.
Stroke ringan terjadi
jika terputusnya aliran darah hanya meliputi area yang sempit dan terjadi di
bagian otak yang tidak rawan. Terputusnya aliran oksigen tersebut hanya
berdampak ringan dan umumnya bersifat sementara saja. Jika terputusnya aliran
oksigen terjadi pada area yang luas dan pada bagian otak yang vital, maka
menyebabkan kelumpuhan atau berakhir pada kematian.
Apa itu TIA?
Serangan stroke sering
kali datang secara mendadak, tidak terduga sebelumnya. Namun, pada beberapa
kasus, terutama stroke tipe iskemik, biasanya didahului oleh semacam
peringatan (warning sign), yang dikenal sebagai Transient Ischemic Attack (TIA)/praStroke/Stroke
MIni/Gangguan Peredaran Darah Otak Sepintas(GPDOS).
Gejala TIA mirip dengan
stroke, kecuali pada durasi waktu. TIA hanya berlangsung selama beberapa menit
atau kurang dari 24 jam, dan penderita akan kembali normal seperti sedia kala (misalnya gejala kelainan neurologik timbul dalam waktu 2-5 menit dan menghilang lagi dalam waktu 2-30 menit sampai kurang 24 jam .
Penderita yang mengalami TIA perlu berobat secara rutin ke dokter untuk
mencegah terjadinya stroke di kemudian hari. Beberapa penelitian mengungkapkan
bahwa mereka yang pernah terserang TIA dan tidak segera diobati, dalam jangka
waktu 5 tahun berisiko terserang stroke. Namun, risiko terjadinya stroke pada
penderita TIA dapat ditekan dengan
pengobatan teratur. Namun, setelah serangan otak sepintas, 20 % pasien dapat mengalami stroke dalam waktu 90 hari dan 50 % diantaranya dalam waktu 24-72 jam.
TIA harus ditangani secara serius sebagai sebuah stroke.
Penderita TIA harus di rawat di rumah sakit untuk mengetahui penyebab dan penanggulangannya. Skor ABCD2 untuk TIA
TIA lebih banyak terjadi pada usia setengah baya dan risikonya meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. kadang-kadang TIA terjadi pada anak-anak atau dewasa muda yang memiliki penyakit jantung atau kelainan darah..
Kriteria rujukan: Pasien segera dirujuk ke RS untuk penanganan lebih lanjut.
Peralatan: Pemeriksaan laboratorium, radiologi (foto toraks) dan pasien membutuhkan CT Scan atau MRI di layanan sekunder.
TIA harus ditangani secara serius sebagai sebuah stroke.
Penderita TIA harus di rawat di rumah sakit untuk mengetahui penyebab dan penanggulangannya. Skor ABCD2 untuk TIA
TIA lebih banyak terjadi pada usia setengah baya dan risikonya meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. kadang-kadang TIA terjadi pada anak-anak atau dewasa muda yang memiliki penyakit jantung atau kelainan darah..
Kriteria rujukan: Pasien segera dirujuk ke RS untuk penanganan lebih lanjut.
Peralatan: Pemeriksaan laboratorium, radiologi (foto toraks) dan pasien membutuhkan CT Scan atau MRI di layanan sekunder.
Apa penyebab stroke?
Secara garis besar,
GPDO dibagi menjadi:
1.
GPDO karena perdarahan.
2.
GPDO karena bukan perdarahan.
Hal demikian dapat
disebabkan karena faktor-faktor sebagai berikut:
1.
Penyumbatan pembuluh darah oleh jendalan
darah (thrombus atau embolus).
2.
Robek atau pecahnya pembuluh darah.
3.
Ada penyakit-penyakit pada dinding
pembuluh darah.
4.
Ada gangguan susunan komponen darah.
Apakah gejala-gejala dan tanda-tanda yang dapat timbul akibat GPDO
Gejala awal stroke yang
harus diwaspadai dengan penilaian sederhana yang dikenal FAST/BEFAST, seperti
yang diterangkan di atas. FAST (Facial movement, Arm movement, Speech, Test all three)
Gejala-gejala dapat
muncul untuk sementara, lalu menghilang atau lalu memberat atau menetap.
Gejala yang muncul
bervariasi, tergantung bagian otak yang terganggu.
Gangguan pada pembuluh
darah karotis
a.
Pada cabangnya yang menuju otak bagian
tengah (arteri serebri media), dapat terjadi gejala-gejala sebagai berikut:
-
Gangguan rasa di daerah muka/wajah
sesisi atau disertai gangguan rasa di lengan dan tungkai sesisi
-
Dapat terjadi gangguan gerak/kelumpuhan
dari tingkat ringan sampai kelumpuhan total pada lengan dan tungkai sesisi
(hemiparesis/hemiplegi)
-
Gangguan untuk berbicara berupa sulit
untuk mengeluarkan kata-kata atau sulit mengerti pembicaraan orang lain
(afasia)
-
Gangguan penglihatan dapat berupa
kebutaan satu sisi, atau separuh lapangan pandangan (hemianopsia)
-
Mata selalu melirik kearah satu sisi
-
Kesadaran menurun
-
Tidak mengenal orang-orang yang
sebelumnya dikenalnya
-
Mulut perot
-
Pelo (disatri)
-
Merasa anggota badan sesisi tidak ada
-
Tidak dapat membedakan antara kiri dan
kanan (misalnya pakaian)
-
Sudah tampak tanda-tanda kelainan namun
tidak sadar kalau dirinya mengalami kelainan (misalnya jalan sudah
menabrak-nabrak tapi tidak mengatakan apa-apa)
-
Kehilangan kemampuan music yang dahulu
dipunyainya.
b.
Pada cabangnya yang menuju otak bagian
depan (arteri serebri anterior, dapat terjadi gejala-gejala sebagai berikut:
-
Kelumpuhan salah satu tungkai dan
gangguan saraf perasa
-
Ngompol
-
Tidak sadar
-
Gangguan mengungkapkan maksud
-
Menirukan omongan orang lain (ekholali)
c.
Pada cabangnya yang menuju otak bagian
belakang (arteri serebri posterior), akan memberikan gejala-gejala antara lain:
-
Kebutaan seluruh pandangan satu sisi
atau separuh lapang pandang pada kedua mata, bila bilateral disebut cortical
blindness
-
Rasa nyeri spontan atau hilangnya rasa
nyeri dan rasa getar pada separuh sisi tubuh
-
Kesulitan memahami barang yang dilihat,
namun dapat mengerti jika meraba atau mendengar suaranya.
-
Kehilangan kemampuan mengenal warna
3.
Gangguan pada pembuluh darah
vertebrobasilaris
-
Gangguan gerak bola mata, hingga terjadi
diplopia (pandangan ganda atau berbayang)
-
Jalan menjadi sempoyongan
-
Kehilangan keseimbangan
-
Vertigo atau dizziness (rasa berputar, melayang)
-
Nistagmus
-
Muntah
-
Gangguan menelan (disfagia)
-
Disartri
-
Tuli mendadak
Kadang-kadang pada beberapa
penderita terutama pada perdarahan otak sering gejala yang terjadi tidak
seperti tersebut di atas melainkan:
-
Timbul nyeri kepala yang sangat secara
mendadak disertai muntah
-
Leher menjadi kaku
-
Mengantuk sampai koma (penurunan kesadaran)
Gambaran klinis strok
Deteksi Stroke dapat
dilakukan dengan pemeriksaan CT Scan dan MRI
Sistem skor:
Skor ROSIER
Skore strok Hasanuddin/David Skor (Makassar)
Skor ROSIER
Skore strok Hasanuddin/David Skor (Makassar)
Skor strok Djoenanaedi
(Surabaya)
Algoritma strok Gajah
Mada (Yogyakarta)
Pemeriksaan Ultrasonografi pembuluh darah leher dan dalam kepala (carotid ultrasound, transcranial Doppler-TCD
Angiogram, pemeriksaan radiologi untuk mengetahui kelainan pembuluh darah otak.
Pemeriksaan Ultrasonografi pembuluh darah leher dan dalam kepala (carotid ultrasound, transcranial Doppler-TCD
Angiogram, pemeriksaan radiologi untuk mengetahui kelainan pembuluh darah otak.
Apa yang dimaksud faktor risiko Stroke?
Faktor risiko Stroke
adalah suatu keadaan/kondisi kesehatan atau penyakit yang ada pada sesorang
yang berisiko terhadap timbulnya serangan stroke. Kondisi ini jika tidak
dikendalikan atau diobati dapat memburuk dan berakibat terjadinya penyempitan
atau pecah pembuluh darah otak.
Apa saja Faktor Risiko Stroke?
Faktor risiko dibagi
dalam faktor risiko yang dapat dirubah/dikendalikan dan factor risiko yang
tidak dapat dirubah/dikendalikan.
Faktor risiko yang
dapat diubah/dikendalikan/diperkecil/diobati diantaranya:
1.
Tekanan darah tinggi
2.
Kadar lemak (kolesterol) darah yang
tinggi
3.
Kadar asam urat yang tinggi
4.
Darah kental
5.
Kegemukan
6.
Stres
7.
Penyakit jantung
8.
Fibrilasi atrium
9.
Endokarditis
10.
Stenosis mitralis
11.
Infark jantung
12.
Stenosis karotis asimtomatik
13.
Riwayat TIA sebelumnya
14.
Obat-obatan
(kokain, amfetamin, extasy, heroin, pil yang mengandung hormon estrogen tinggi)
15
Diduga beberapa macam over
the counter drugs yang mengandung fenilpropanolamin, efedrin dosis tinggi.
16.
Pola hidup tidak sehat ( termasuk merokok, mengonsumsi alkohol, kurang
olah raga, dan pola makan yang berlebihan, narkoba; kokain, amfetamin, extasy).
Potensial
bisa dikendalikan
1.
Diabetes Melitus
2.
Hiperhomosisteinemia
3.
Hipertrofi ventrikel kiri
Faktor risiko
yang tidak dapat diubah/dikendalikan:
1.
Usia tua
2.
Jenis kelamin
3.
Ras
4.
Herediter (Kecenderungan stroke pada keluarga
(factor keturunan/genetic)
5.
Ras dan etnis
6.
Geografi
Orang-orang yang memiliki satu atau
lebih faktor risiko tersebut diatas termasuk stroke prone person yaitu memiliki kemungkinan yang lebih besar
untuk mendapat serangan stroke dari pada orang normal pada suatu saat selama
perjalanan hidupnya bila tidak dikendalikan.
Bagaimana melacak faktor risiko?
Laboratorium, EKG, Foto toraks
Bagaimana cara mencegah stroke?
Stroke dapat dicegah
dengan merubah gaya hidup dan mengendalikan/mengontrol/mengobati factor-faktor
risiko.
Pencegahan stroke
dibagi menjadi :
1.
Pencegahan Primer
Adalah
upaya pencegahan (yang sangat dianjurkan) sebelum terkena stroke
Caranya
adalah pengendalian faktor risiko yang dapat diobati /diubah dengan
mempertahankan Gaya Hidup Sehat, yaitu:
1. Menghentikan
kebiasaan merokok
2. Menurunkan
berat badan yang berlebih
3. Makan
makanan sehat
4. Olah
raga yang cukup dan teratur
5. Menurunkan
kadar lemak yang berlebihan
6. Kadar
gula puasa normal
7. Tekanan
darah normal
8. Suasana
rendah stres
2.
Pencegahan Sekunder
Adalah
upaya pencegahan agar tidak terkena stroke berulang, caranya adalah dengan:
1. Mengendalikan
factor risiko yang telah ada seperti mengontrol darah tinggi, kadar kolesterol,
gula darah, asam urat.
2. Pengendalian
gaya hidup yang berisiko stroke
3. Minum
obat sesuai anjuran dokter Anda secara teratur
4. Control
ke dokter Anda secara teratur.
3.
Pencegahan tersier. Tujuan pencegahan
tersier adalah untuk mereka yang menderita stroke agar kelumpuhan yang dialami
tidak bertambah berat dan mengurangi ketergantungan pada orang lain. Pencegahan
tersier dapat dilakukan dalam bentuk rehabilitasi fisik, mental dan sosial.
Apakah stroke dapat diobati?
Stroke dapat diobati,
dengan konsep terapi stroke mutakhir. Penderita stroke akan dapat diselamatkan
dari kematian dan cacat, tepat dan akurat pada waktu terjadi serangan,
khususnya stroke yang bukan perdarahan.
Berdasarkan data dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita yang dalam waktu kurang dari 12
jam setelah serangan stroke, penyembuhannya lebih baik dibandingkan dengan
penderita yang datang dalam waktu lebih dari 12 jam setelah serangan.
Dibeberapa rumah sakit
telah berdiri unit stroke untuk memberikan pelayanan khusus yang berkualitas
bagi penderita stroke dengan melibatkan multi disipliner dari berbagai bidang
kedokteran dan tenaga kesehatan dan pemberian edukasi kepada pasien.
Seberapa besar kemungkinan perbaikan setelah stroke?
Diantara penderita stroke yang hidup, sekitar setengahnya akan pulih dengan baik, namun setengahnya yang lain akan mengalami gangguan yang menetap dan mengalami kecacatan. Perbaikan membutuhkan waktu, perbaikan optimal terjadi dalam 3 bulan pertama, kemudian perbaikan melandai antara 3-6 bulan setelah stroke, namun masih dapat terjadi perbaikan dalam 1-2 tahun setelah stroke. Perbaikan ini tergantung pada lokasi dan jenis stroke, kelainan yang diakibatkan, status kesehatan penderita sendiri dan motivasinya. Dukungan terhadap penderita stroke dibutuhkan untuk mengembalikan semangat hidupnya.
Seberapa besar kemungkinan perbaikan setelah stroke?
Diantara penderita stroke yang hidup, sekitar setengahnya akan pulih dengan baik, namun setengahnya yang lain akan mengalami gangguan yang menetap dan mengalami kecacatan. Perbaikan membutuhkan waktu, perbaikan optimal terjadi dalam 3 bulan pertama, kemudian perbaikan melandai antara 3-6 bulan setelah stroke, namun masih dapat terjadi perbaikan dalam 1-2 tahun setelah stroke. Perbaikan ini tergantung pada lokasi dan jenis stroke, kelainan yang diakibatkan, status kesehatan penderita sendiri dan motivasinya. Dukungan terhadap penderita stroke dibutuhkan untuk mengembalikan semangat hidupnya.
Bagaimana Dampak Ekonomi dan Sosial dari Stroke
Stroke menimbulkan dampak yang sangat besar dari segi
ekonomi dan sosial karena biaya pengobatan dan perawatan sangat tinggi,
disamping itu stroke juga menimbulkan dampak sosial akibat dari gejala sisa
sehingga penderita tidak dapat lagi bekerja kembali seperti sediakala dan
sosialisasinya dapat juga terhambat. Penderita pascastroke dengan gejala sisa
permanen dapat menjadi beban ekonomi bagi keluarganya dan beban sosial bagi
masyarakatnya karena tidak produktif lagi. Oleh karena itu, pencegahan stroke
dengan paradigma sehat merupakan upaya terbaik dan harus menjadi salah satu
program prioritas dalam kampanye penanggulangan stroke.
Strategi Penanggulangan Stroke
Sekurang-kurangnya ada 5 komponen dalam strategi penanggulan
stroke’ Kelima komponen tersebut adalah:
1.
Promotif.
Upaya ini bertujuan untuk menurunkan angka kejadian stroke dengan mencegah
peningkatan faktor risiko stroke di masyarakat.Termasuk upaya ini adalah
kampanye atau penyuluhan tentang gaya
hidup sehat agar terhindar dari berbagai faktor risiko, seperti merokok, minum
alcohol, inaktivitas, dan obesitas.
2.
Prevensi
primer, upaya ini bertujuan untuk menurunkan angka kejadian stroke dengan
mencari dan mengobati individu yang mempunyai faktor risiko tinggi terserang
stroke. Antara lain hipertensi, diabetes mmelitus, dan penyakit jantung.
3.
Prevensi
sekunder untuk mencegah serangan ulang pada penderita yang pernah mengalami
serangan stroke atau TIA, Upaya ini diharapkan dapat menurunkan angka
kekambuhan.
4.
Terapi
stroke fase akut. Upaya ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian dan
kecacatan pada penderita yang mengalami serangan stroke untuk pertama kalinya
maupun serangan ulang.
5.
Rehabilitasi.
Di samping keempat komponen di atas, tidak kalah pentingnya adalah usaha
meningkatkan kemandirian penderita melalui upaya rehabilitasi.