Hindari Mengunyah dan Meniup-niup
Makanan Sebelum Diberikan ke Anak
Ada beberapa orang tua yang punya kebiasaan mengunyahkan
makanan sebelum diberikan kepada bayinya. Tujuannya agar lebih mudah ditelan
oleh sang bayi atau anak. Makanan yang akan diberikan ini dimasukkan ke dalam
mulut orangtua, dikunyah sampai lumat, lalu dikeluarkan lagi dari mulut dan
diberikan pada bayi/anak.
Tentunya dari aspek higiene, hal ini tidak dapat dibenarkan. Bagaimanapun
rongga mulut seseorang mengandung berbagai kuman, yang bila diberikan pada bayi
dapat berakibat menjadi sakit. Selain itu, ada pula yang bila akan menyuapkan
makanan pada anak, makanannya ditiup-tiup dahulu. Nah, jangan salah, dengan
ditiup-tiup, berbagai kuman yang ada di rongga mulut dapat terlontar pula ke
makanan tersebut. Bisa dibayangkan bila makanan penuh kuman itu dikonsumsi oleh
si kecil.
Selain itu, ada faktor lain yang
membuat orang tua harus hindari kebiasaan mengunyah makanan sebelum disuapkan,
juga meniup-niup makanan yang panas ya Mama, yaitu:
Asam Karbonat
Penyebab larangan meniup makanan
yang pertama ini sangat berhubungan erat dengan sebuah zat kimia yang disebut
asam karbonat. Asam karbonat atau H2C03 adalah senyawa kimia yang sebenarnya
sudah ada didalam tubuh kita dimana berfungsi untuk mengatur kadar keasaman
darah. Semakin tinggi kandungan asam karbonat dalam darah maka akan semakin
asam darah. Pada normalnya darah memiliki batasan kadar keasaman atau Ph yakni
7,35 sampai 7,45. Jika kadar keasaman ini lebih tinggi dari ph normal maka
tubuh dapat berada dalam kondisi asidosis. Kondisi asidosis sendiri cukup
berbahaya bagi tubuh yang dapat menyebabkan gangguan jantungan ditandai dengan
napas menjadi lebih cepat, sesak, pusing karena tubuh berusaha menyeimbangkan
kadar ph darah. Nah, lalu apa hubungannya dengan meniup makanan panas?
Penjelasannya adalah apabila seseorang bernafas atau meniupkan nafasnya maka
dia akan mengeluarkan senyawa kimia C02 atau karbondioksida. Karbondioksida ini
pada dasarnya tidak boleh bersentuhan dengan air, karena jika bersentuhan
dengan air yang memiliki susunan kimia H20 akan membentuk senyawa asam karbonat
yang berbahaya bagi tubuh. Meskipun banyak yang mengatakan bahwa asam karbonat
yang dihasilkan dari hasil tiupan terhadap makanan dan minuman memiliki
pengaruh yang sangat kecil pada kesehatan tubuh, bukankah lebih baik kalau kita
berusaha menghindarinya? Mencegah tentu lebih baik dari pada mengobati bukan?
H. Pylori
Bakteri H. Pylori juga memegang
peranan penting pada pernyataan bahayanya meniup makanan atau minuman yang
masih panas. Bakteri H. Pylori adalah bakteri yang menyebabkan gangguan lambung
mulai dari luka kecil hingga membesar menjadi tukak lambung. Yang mengerikan
lagi, bakteri ini dapat dengan mudah menyebar melalui pernafasan. Tentu
gangguan lambung adalah penyakit yang sosialis, siapapun bisa terjangkit. Akan
sangat bahaya sekali jika seseorang yang memiliki gangguan lambung atau secara
tak sadar memiliki gangguan lambung meniup makanan atau minuman yang akan
disajikan pada tamu atau pada anaknya. Bakteri itu nantinya akan berpindah dan
mengontaminasi makanan atau minuman tersebut dan akhirnya masuk pada tubuh
orang lain.
Mikroorganisme
Pernafasan adalah salah satu jalan
keluar bagi mikroorganisme, virus dan bakteri untuk menyebar dan menularkan
pada manusia lainnya. Tak hanya asam karbonat dan bakter H. Pylori saja yang
bisa menular dan menyebar dengan tiupan, tetapi jenis bakteri dan virus lainnya
juga bisa menyebar. Sebut saja virus TBC, virus berbahaya yang terkadang tak
disadari oleh seseorang yang mengidapnya yang akan dengan mudah menular
melalaui droplet dan pernafasan yang intens. Sedangkan makanan atau minuman
adalah sesuatu yang jelas akan masuk kedalam tubuh kita, diserap apa saja yang
terkandung didalamnya termasuk nutrisi dan bakteri yang terkandung didalamnya.
Kotoran
Kotoran disini diartikan kotoran
yang berada di mulut. Mulut adalah tempat kita menghaluskan semua makanan yang
juga dicampur dengan berbagai enzim untuk membantu menghancurkan makanan.
Makanan yang hancur tak seluruhnya akan masuk kedalam lambung, pastinya ada
sisa makanan yang terselip disela-sela gigi atau menempel di dinding-dinding
mulut. Tentunya hal itu berhubungan dengan adab menyajikan makanan pada tamu
atau orang lain yang sangat tidak sopan jika kita meniupnya. Belum lagi bakteri
yang dengan mudah berpindah dari mulut kita kedalam makanan hanya karena tiupan
kita.
Dari penjelasan diatas tentunya
sudah jelas mengapa meniup makanan atau minuman yang panas sangat tidak
dianjurkan. Yang cukup dikhawatirkan adalah jika makanan atau minuman yang
ditiup itu diperuntukan bukan untuk orang dewasa yang notabene sudah memiliki
kekebalan tubuh maksimal. Melainkan diberikan kepada bayi atau balita yang
dimaksudkan karena si bayi tidak bisa meniup makanannya sendiri. Bayi dan
balita masih berada dalam usia yang rentan terkena penyakit. Sedikit saja ada
kontaminasi asam karbonat atau bakteri lain pasti langsung direspon tubuh
dengan gejala-gejala tak normal seperti diare, demam, muntah atau yang lain
sebagainya.