Imunisasi
Bayi dan anak-anak
sangat rentan terhadap serangan penyakit karena daya tahan tubuhnya belum kuat.
Diperlukan imunisasi untuk memberikan perlindungan, pencegahan, sekaligus
membangun kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit menular maupun penyakit
berbahaya yang dapat menimbulkan kecacatan tubuh bahkan kematian.
Istilah-
istilah
Istilah imunisasi dan
vaksinasi oleh kebanyakan masyarakat dipakai secara bersamaan/dipertukarkan/diartikan sama,
walaupun sebenarnya artinya tidak sama.
Imunisasi adalah upaya
membuat individu menjadi kebal terhadap suatu penyakit infeksi atau proses
induksi imunitas secara buatan,dapat melalui vaksinasi atau pemberian antibodi.
Vaksinasi adalah upaya
memberikan vaksin ke dalam tubuh untuk menimbulkan imunitas terhadap penyakit
tertentu, pemberian vaksin dengan cara
ditetes maupun disuntik.
Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja/imunisasi aktif dengan pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) oleh sistem imun di dalam tubuh.
Vaksin adalah suatu produk yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membuat kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja/imunisasi aktif dengan pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) oleh sistem imun di dalam tubuh.
Vaksin adalah suatu produk yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membuat kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Tujuan
imunisasi
Tujuan imunisasi adalah
untuk melindungi individu terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, mengurangi prevalensi penyakit pada masyarakat dan akhirnya
mengeradikasi penyakit tersebut.
Pemberian vaksin
pertama kali dilakukan oleh Edward Jenner pada tahun 1796, untuk mencegah
penyakit cacar atau variola. Hal tersebut merupakan cikal bakal imunisasi.
Dengan imunisasi, penyakit cacar yang sebelumnya merupakan penyakit infeksi
yang amat ditakuti, telah berhasil dieradikasi tahun 1980. Saat ini pula dunia
hampir bebas penyakit polio. Sehingga tidak berlebihan jika imunisasi disebut
sebagai sumbangan terbaik dari para ilmuwan bagi dunia. Imunisasi telah
menorehkan catatan manis bagi sejarah kesehatan.
Keuntungan/manfaat
imunisasi
Imunitas yang terbentuk
oleh beberapa vaksin akan berlangsung seumur hidup, cost effective karena relative murah dan efektif dibanding upaya
pencegahan lainnya.
Imunisasi juga aman.
Efek samping atau kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang serius sangat
jarang terjadi, jauh lebih jarang daripada komplikasi yang timbul akibat
penyakit bila anak tidak diimunisasi.
Menciptakan kekebalan
komunitas. Vaksin akan melindungi anak dari penyakit tertentu. Jika suatu saat
kuman menyerang, si kecil tidak akan jatuh sakit. Otomatis dia tidak akan
menularkan penyakit kepada orang-orang di sekitarnya. Semakin banyak anak yang
diimunisasi, kemungkinan kejadian penyakit semakin kecil. Sehingga bisa
dikatakan bahwa selain bermanfaat untuk melindungi diri sendiri, imunisasi juga
bermanfaat untuk menciptakan kekebalan komunitas atau biasa disebut herd immunity.
Mampu melenyapkan suatu
penyakit dari muka bumi.
Jenis
imunisasi
1.
Imunisasi pasif
Imunisasi
pasif diperoleh dengan pemberian, pemindahan atau transfer antibodi spesifik,
proteksi segera terjadi setelah pemberian antibody namun imunitas akan
menghilang dengan berjalannya waktu.
Imunisasi
pasif yang diperoleh secara alami adalah transfer antibodi (imunologi G) dari
ibu kepada janin pada kehamilan trimester ketiga melalui plasenta, atau
transfer antibody (immunoglobulin A), melalui kolostrum.
Imunisasi
pasif yang diperoleh secara buatan adalah pemberian immunoglobulin pada infeksi
akut seperti tetanus, difteri, rabies, pemberian HBIg (hepatitis B immune
globuline) pada bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif.
2.
Imunisasi aktif
Imunisasi
aktif diperoleh dari masuknya kuman
patogen ke dalam tubuh.
Imunisasi
aktif dapat diperoleh secara alamiah melalui pajanan kuman patogen yang
mengakibatkan infeksi subklinis atau klinis, selanjutnya menimbulkan respons
imun protektif terhadap kuman pathogen bila terpajan kembali di kemudian hari.
Imunitas
aktif dapat diperoleh secara buatan melalui pemberian vaksin yang mengandung
kuman hidup yang dilemahkan atau inaktif atau komponen kuman tersebut.
Program
imunisasi
Imunisasi yang
dimasukkan ke dalam program nasional suatu Negara selalu disesuaikan dengan
kondisi penyebaran penyakit di Negara tersebut. Program imunisasi di Negara
satu dengan yang lain berbeda.
Program imunisasi di
Indonesia sudah dilakukan sejak tahun 1977.
Program Inunisasi Nasional
Dikenal sebagai Pengembangan Program Imunisasi(PPI) atau expanded program on immunization (EPI)
Program Inunisasi Nasional
Dikenal sebagai Pengembangan Program Imunisasi(PPI) atau expanded program on immunization (EPI)
Sebelum
tahun 2013, vaksin yang diberikan dalam program imunisasi nasional adalah:
Hepatitis B
BCG
DTP
Polio
Campak
Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI no 42 tahun 2013,
imunisasi Haemophilus influenza tipe b dimasukkan dalam program imunisasi
nasional.
Menurut peraturan
tersebut, imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara
terus menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan
imunisasi lanjutan.
Imunisasi
dasar meliputi:
Hepatitis B
BCG
DTP
Hib (vaksin Hib yang
digunakan adalah DTP-HB-Hib yang dikenal sebagai Pentabio)
Polio
Campak
Imunisasi
lanjutan
Imunisasi lanjutan
merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk
memperpanjang masa perlindungan.
Imunisasi lanjutan
diberikan pada usia bawah tiga tahun (batita), anak usia sekolah dasar, wanita
usia subur.
Imunisasi lanjutan yang
diberikan pada anak balita adalah imunisasi DTP-HB-Hib dan campak.
Imunisasi lanjutan pada
anak usia sekolah dasar diberikan dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yaitu pada murid sekolah dasar kelas
1,2 dan 3.
Imunisasi
Rekomendasi IDAI
Ada dua program
imunisasi berdasarkan Rekomendasi IDAI.
Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) yang
diwajibkan (imunisasi program nasional) dan Program imunisasi non-PPI yang
dianjurkan.
Imunisasi
tambahan/pilihan/yang dianjurkan oleh PP IDAI, yaitu imunisasi:
Pneumokokus
Rotavirus
MMR
Hepatitis A
Influenza
Demam tifoid
Cacar air
Human Papilloma Virus
Imunisasi
tambahan tersebut di atas (+ imunisasi Japanese Encephalitis) menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI no 42
tahun 2013 disebut sebagai imunisasi pilihan yang merupakan imunisasi yang
dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka
melindungi yang bersangkutan dari penyakit menular tertentu.
Jadwal Imunisasi
Jadwal Imunisasi
Imunisasi harus
diberikan sesuai jadwal imunisasi yang dianjurkan untuk mendapatkan respons
imun yang optimal.selain itu jadwal imunisasi diperlukan untuk keseragaman
dalam pelaksanaan imunisasi.
Sebagai acuan
akurat,Anda bisa berpegang pada jadwal imunisasi yang resmi dibentuk oleh
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jadwal tersebut secara berkala akan dievaluasi
untuk kemudian disempurnakan. Penyempurnaan ini didasarkan pada hasil
penelitian tentang perubahan pola penyakit, kebijakan Departemen Kesehatan,
WHO, kebijakan global, dan penyediaan vaksin di Indonesia.
Jadwal imunisasi rekomendasi
IDAI terbaru adalah jadwal imunisasi sesuai rekomendasi IDAI tahun 2016..
Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI 2016
Dalam pelaksanaannya jadwal imunisasi ini sebetulnya tidak kaku. Jika kondisi kesehatan anak tidak memungkinkan (tidak fit) pelaksanaan imunisasi bisa saja diundur. Tapi, setelah si kecil kembali pulih, imunisasi susulan (catch up immunization) harus sesegera mungkin dilakukan.
thanks 4 Indri |
Dalam pelaksanaannya jadwal imunisasi ini sebetulnya tidak kaku. Jika kondisi kesehatan anak tidak memungkinkan (tidak fit) pelaksanaan imunisasi bisa saja diundur. Tapi, setelah si kecil kembali pulih, imunisasi susulan (catch up immunization) harus sesegera mungkin dilakukan.
Tips
sebelum vaksinasi
1.
Jika ada hal yang ingin Anda tanyakan,
dapatkan jawabannya dari dokter anak sebelum waktu imunisasi. Dengan demikian
Anda akan merasa lebih siap.
2. Persiapan:
·
Bawa buku kesehatan anak.
·
Bawa benda kesayangan anak, seperti
mainan, boneka atau selimutnya.
·
Pakaikan anak baju yang mudah dilepas
seperti kaus dan celana longgar.
·
Bersiaplah, mungkin anak akan
mendapatkan tiga suntikan atau lebih.
·
Persiapkan camilan atau hadiah jika
proses imunisasi berlangsung lancar.
3.
Tenangkan diri Anda. Beritahu dokter
atau perawat bahwa Anda cemas atau khawatir, mungkin mereka bisa menolong. Jika
Anda terlihat cemas, anak akan bisa merasakannya dan jadi ikut cemas.
4.
Pegang anak saat disuntik. Dokter atau
perawat akan membantu Anda memegang anak dengan aman. Jika anak Anda terlalu banyak bergerak, jarum suntik mungkin
akan keluar terlalu cepat sehingga anak perlu disuntik lagi.
5.
Jika anak Anda masih bayi, bicaralah
dengan nada lembut, sentuh tangannya atau peluk dia. Lihat mata anak dan
tersernyumlah. Jika Anda membawa batita untuk diimunisasi, ajak dia bicara,
menyanyi, atau bercerita. Biarkan ia memeluk boneka kesanyangannya. Bantu anak
bernapas perlahan sebelum disuntik, tunjuk benda dalam ruangan, katakana bahwa
suntikan akan sedikit terasa sakit namun sakitnya akan segera hilang.
6.
Peluk dan sentuh bayi Anda seusai
disuntik. Menyusui juga bisa menenangkan bayi. Berikan anak hadiah khusus,
tidak perlu yang mahal.
7.
Jangan langsung pulang. Anda biasanya
disuruh tetap di klinik selama 15 menit setelah suntikan.
8.
Sebelum meninggalkan klinik, tanyalah:
Apa
efek samping imunisasi yang didapatkan anak?
Apa
yang harus Anda lakukan terhadap efek samping itu?
Apa
gejala lain yang Anda harus khawatirkan?
Siapa
yang bisa Anda hubungi jika Anda butuh bantuan?
Kapan
jadwal imunisasi berikutnya?
Catat
jadwal kunjungan berikutnya di buku kesehatan anak.
Di Indonesia vaksin-vaksin yang ada dapat melindungi penyakit-penyakit:
Penyakit viral: rabies, campak, rubella, Yellow fever, mumps, hepatitis A, hepatitis B, influenza, Japanese encephalitis, poliomielitis. kanker leher rahim (oleh HPV) dan dengue. Diare (oleh virus rotavirus).
Penyakit bakterial: demam tifoid, difteri, HiB, infeksi pneumokokal, pertusis, dan tetanus.
Di Indonesia vaksin-vaksin yang ada dapat melindungi penyakit-penyakit:
Penyakit viral: rabies, campak, rubella, Yellow fever, mumps, hepatitis A, hepatitis B, influenza, Japanese encephalitis, poliomielitis. kanker leher rahim (oleh HPV) dan dengue. Diare (oleh virus rotavirus).
Penyakit bakterial: demam tifoid, difteri, HiB, infeksi pneumokokal, pertusis, dan tetanus.