Gempa
Bumi
Gempa bumi merupakan
gejala alamiah yang berupa gerakan, goncangan atau getaran tanah yang
ditimbulkan oleh adanya sumber-sumber getaran tanah akibat terjadinya patahan
atau sesar akibat aktivitas tektonik, letusan gunung api akibat aktivitas
vulkanik, hantaman benda langit (misalnya meteor dan asteroid), dan atau
ledakan bom akibat ulah manusia.
Gempa Bumi adalah
getaran keras di kerak bumi yang dapat menyebabkan kerusakan bangunan.
Menurut faktor penyebabnyua
gempa bumi dapat digolongkan menjadi beberapa macam:
a. Gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh tumbukan lempeng tektonik. Lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting (lunak) dan bergerak. Berdasarkan teori “Tektonik Plate” menjelaskan kalau beberapa lapisan batuan yang berupa lapisan (lempengan) kerak akan hanyut dan mengapung seperti salju. Lapisan tersebut bergerak perlahan sehingga terpecah dan bertabrakan satu sama lain. Gempa tektonik adalah gempa yang paling berbahaya karena kekuatannya yang besar dan bisa menjangkau tempat yang sangat jauh jaraknya, sampai ratusan kilometer dari sumber gempa.
a. Gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh tumbukan lempeng tektonik. Lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting (lunak) dan bergerak. Berdasarkan teori “Tektonik Plate” menjelaskan kalau beberapa lapisan batuan yang berupa lapisan (lempengan) kerak akan hanyut dan mengapung seperti salju. Lapisan tersebut bergerak perlahan sehingga terpecah dan bertabrakan satu sama lain. Gempa tektonik adalah gempa yang paling berbahaya karena kekuatannya yang besar dan bisa menjangkau tempat yang sangat jauh jaraknya, sampai ratusan kilometer dari sumber gempa.
b.Gempa vulkanik, yang disebabkan oleh aktivitas/letusan gunung
berapi yang getaran dan goncangannya bisa mencapai 20 mil. Gempa vulkanis
terjadi di dekat gunung berapi yang aktif dan pada dasarnya disebabkan oleh
patahan atau pergerakan mendadak karena tekanan seperti yang terjadi dengan
gempa tektonik. Gempa vulkanis terjadi ketika magma yang berada di dapur magma
begerak ke atas dan meregangkan batuan di sekitarnya. Selama proses tersebut
batuan yang terdesak akan menyebabkan tremor atau berlangsung dalam beberapa
jam atau beberapa hari, erupsi atau terlemparnya berbagai materi (seperti gas, uap air, debu atau lava) dari
dalam gunung Merapi.
c. Gempa reruntuhan/longsoran karena runtuhnya bangunan atau longsoran
tanah.
Penyebab terjadinya gempabumi
·
Proses tektonik akibat pergerakan
kulit/lempeng bumi
·
Aktivitas sesar di permukaan bumi
·
Pergerakan geomorfologi secara lokal,
contohnya terjadi runtuhan tanah.
·
Aktivitas gunung api.
·
Ledakan nuklir
Wilayah Indonesia
merupakan tempat pembenturan tiga lempeng berukuran benua dan satu lempeng
renik. Lempeng Eropa-Asia, lempeng Hindia-Australia, lempeng Pasifik, dan
lempeng renik Filipina, sehingga dengan terjadi pembenturan empat lempengan
kerak bumi sekaligus di Indonesia, bukan hal yang mengherankan bila kejadian
gempa bumi lebih sering dan banyak.
Gempa bumi terjadi
ketika tekanan telah semakin meningkat di daerah batuan sampai pada tingkat
tertentu sehingga terjadi pergerakan mendadak. Ketika ini terjadi, sejumlah
besar energi dilepaskan bersamaan dengan terlepasnya tekanan. Energi yang
dilepaskan menyebabkan batuan di sekitarnya bergetar dan mengirimkan gelombang
gempa atau gelombang seismik (berasal dari seismos
yang artinya getaran bumi). Ttitik pusat gempa tempat batuan bergerak atau
pecah untuk pertama kali disebut fokus (hiposenter). Sedangkan tempat di
permukaan bumi yang berada di atas fokus disebut episenter.
Mengukur
Gempa
Para ahli gempa atau
seismolog mengukur gempa atau aktivitas seismik dengan menggunakan seismograf.
Pencatatan aktivitas seismik dari seismograf disebut seismogram.
Skala
Kekuatan Gempa
Untuk mengukur kekuatan
gempa seismolog membedakannya menjadi ukuran intensitas gempa dan besaran
(magnitude) gempa. Intensitas gempa
adalah ukuran akibat gempa yang terjadi di satu tempat tertentu. Dasarnya
adalah pengamatan manusia maka skala ini bisa dikatakan bersifat subjektif.
Ukurannya menggunakan skala MM (Modifieed
Mercalli Sacale). Skala ini dikembangkan pada tahun 1902 oleh seorang
seismolog Itali bernama Giuseppe Mercalli.
Sedangkan skala yang
digunakan untuk untuk mengukur besaran gempa (earthquake magnitude) adalah skala R (Richter Scale). Skala ini dikembangkan oleh seismolog Amerika
bernama Charles Richter pada 1935. Skala Ritchter mengukur amplitudo atau
tinggi gelombang seismik permukaan. Besaran gempa atau magnitude adalah ukuran
kekuatan gempa atau jumlah regangan yang dilepaskasn oleh batuan alam kerak
bumi ketika terjadi gempa. Untuk
mengukur pusat gempa, seismolog mengunakan bantuan paling kurang tiga buah
seismograf yang diletakkan di stasiun pengamatan dengan lokasi terpisah dan
saling berjauhan.
Lama getaran atau
goncangan gempa, kedalaman pusat gempa, dan jarak episenter (pusat gempa di
permukaan bumi), besaran gempa, kondisi tanah dimana bagunan berada serta kondisi bangunan itu
sendiri.
Sedangkan
jumlah korban gempa sangat bergantung pada beberapa faktor sossiologis
, diantaranya kepadatan penduduk , jam pada saat gempa terjadi, kesiapan
penduduk dan lainnya. ’
Indonesia saangat rawan bencana gempa. Jadi, cepat atau lambat bencana gempa mungkin saja datang kembali tanpa pemberitahuan. Nah, masyarakat sudah harus bersiap menghadapi bencana yang mungkin timbul kembali. Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan
Kita tidak dapat
mengetahui kapan gempa akan terjadi sehingga persiapan menjadi sangat penting
untuk menyelematkan jiwa, mengurangi korban luka, maupun kerusakan
infrastruktur.
Latih setiap anggota
keluarga untuk menyelamatkan diri saat terjadinya gempa. Sehingga ada beberapa
faktor yang harus dilakukan:
Pencegahan
Pencegahan
1.
Mengetahui sosialisasi tentang
gempabumi, mempelajari penyebab gempa
2.
Membuat konstruksi rumah tahan gempa
3.
Memperhatikan system peringatan dini dan
membuat system peringatan dini mandiri, seperti mengikat benda-benda yang
tergang dengan kuat.
4.
Melaksanakan dan mengikuti simulasi.
5.
Mengetahui dimana informasi gempa bisa
didapatkan yaitu: BMKG, TV, Radio, ORARI, dll.
6.
Menyiapkan “tas siaga bencana”
Cek
Potensi Bahaya di Rumah
1. Letakkan
anak kunci pada lubang kunci di masing-masing pintu, sehingga memudahkan keluar
rumah.
2. Orangtua
dan anggota keluarga yang mempunyai kebutuhan khusus/cacat fisik hendaknya
ditempatkan di kamar yang dekat dengan pintu keluar, sehingga akan memudahkan
bila dilakukan evakuasi.
3. Buatlah
denah rumah untuk rencana jalur evakuasi bagi masing-masing anggota keluarga.
Sepakati suatu tempat/titik pertemuan apabila anggota keluarga terpisah pada
saat evakuasi. Misal, di halaman belakang yang terbuka, dan lainnya.
4. Siapkan
alat peringatan gempa yang sederhana. Contoh kaleng bekas softdrink diisi 2-3 kelereng kemudian taruh di atas lemari bagian
sisi sebelah pinggir. Bila da gempa kaleng akan terjatuh dan menimbulkan bunyi
sehingga dapat membangunkan penghuni rumah yang sedang tidur malam. Atau buat
lonceng dari beberapa kaleng bekas dan gantung di kusen/langit-langit agar bila
ada gempa besar mengeluarkan bunyi gaduh.
5. Lekatkan
lemari secara aman pada dinding.
6. Tempatkan
barang besar dan berat pada bagian bawah lemari.
7. Letakkan
barang pecah belah pada bagian yang lebih rendah dan di bagian tertutup.
8. Gantungkan
barang yang berat seperti pigura foto atau cermin, jauh dari tempat tidur,
sofa, atau pun tempat di mana orang duduk.
9. Pastikan
lampu langit-langit terpasang dengan kuat.
10. Perbaiki
apabila terjadi kerusakan pada jaringan listrik atau gas.
11. Amankan
pemanas air dengan terpasang dengan baik pada dinding.
12. Konsultasikan
dengan ahli bangunan apabila membutuhkan informasi mengenai struktur bangunan
yang kurang kuat.
13. Tempatkan
bahan-bahan yang mudah terbakar dalam lemari tertutup dan letakkan paling
bawah.
14. Cari
informasi yang benar. Jangan panik dan terpancing dengan berbagai isu. Carilah
info yang benar tentang gempa lewat televise, radio, HT dan sebagainya.
Gempa kuat berukuran 6,5 skala Richter
dapat dikenali dengan ciri:
Bila sedang duduk Anda bisa terjengkan tidak bisa bangun dari duduk.
Anda akan merasa pusing dan mual.
Bekali
pengetahuan diri sendiri dan anggota keluarga
15. Memiliki
daftar kontak yang dibutuhkan, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) provinsi, kabupaten, kota, rumah sakit, PMI, atau pun dinas pemadam
kebakaran.
16. Bekali
anak-anak bagaimana dan kapan harus menghubungi pihak-pihak di atas, dan
mencari stasiun radio untuk mencari informasi darurat.
17. Bekali
semua anggota keluarga bagaimana dan kapan harus mematikan gas, listrik, dan
air.
Siapkan
dukungan logistik darurat
18. Lampu
senter, lampu emergency dan baterai
cadangan
19. Radio
dengan baterai
20. Perlengkapan
PPPK dan panduannya
21. Makanan
siap saji dan minuman (perhatikan masa berlakunya)
22. Obat-obatan
khusus disesuaikan dengan kebutuhan pemakai
23. Uang
secukupnya
24. Sepatu
khusus
Merencanakan
mekanisme komunikasi darurat
25. Pada
kasus apabila anggota keluarga terpisah pada saat bencana, rencanakan cara
untuk mengumpulkan anggota keluarga setelah bencana.
26. Menanyakan
kepada saudara atau teman yang berlokasi di luar area tempat tinggal kita untuk
bersedia sebagai penghubung keluarga.
Bantu
komunikasi untuk siap siaga
27. Bekerja
sama dengan media lokal untuk membuat kolom khusus terkait informasi respons
darurat setelah bencana. Disebutkan juga pada kolom tersebut nomor telepon
BPBD, instansi pemerintah terkait, rumah sakit dan PMI.
28. Kenali
bersama keluarga mengenai potensi bencana yang ada di sekitar rumah.
29. Bekerrja
sama dengan BPBD, PMI, atau pihak terkait lainnya untuk menyiapkan laporan
khusus bagi masyarakat dengan mobility impairment pada apa yang kita lakukan
selama gempa bumi.
30. Melakukan
simulasi evakuasi sederhana di rumah.
31. Mencari
informasi dari pihak terkait tentang pemutusan listrik dan air pada saat
bencana.
32. Bekerja
sama dengan masyarakat untuk memperoleh pengetahuan tentang building code,
retrofitting program, ancaman bahaya, dan rencana yang disusun oleh keluarga
pada saat keadaan darurat.
Saat
Gempa Terjadi
Penyelamatan diri dan orang terdekat
Penyelamatan diri dan orang terdekat
Lakukan beberapa hal
berikut begitu terasa ada gempa
Kalau terjadi gempa bumi dan kebetulan Anda berada di dalam rumah mungkin Anda tidak akan sempat lari keluar rumah karena gempa bumi umumnya hanya berlangsung beberapa detik. Jadi kenali konstruksi rumah Anda, kenali tempat Anda bisa segera berlindung dan barang-barang yang dapat digunakan untuk berlindung. bila terjebak di dalam ruangan, lindungi kepala dengan benda yang lunak dan atau berlindung di bawah meja atau kolong tempat tidur yang kokoh. apabila gempa sudah mereda mungkin ada kesempatan untuk lari ke luar dari ruangan menuju lapangan terbuka.
Kalau terjadi gempa bumi dan kebetulan Anda berada di dalam rumah mungkin Anda tidak akan sempat lari keluar rumah karena gempa bumi umumnya hanya berlangsung beberapa detik. Jadi kenali konstruksi rumah Anda, kenali tempat Anda bisa segera berlindung dan barang-barang yang dapat digunakan untuk berlindung. bila terjebak di dalam ruangan, lindungi kepala dengan benda yang lunak dan atau berlindung di bawah meja atau kolong tempat tidur yang kokoh. apabila gempa sudah mereda mungkin ada kesempatan untuk lari ke luar dari ruangan menuju lapangan terbuka.
Tetap berada di tempat yang menurut Anda aman selama terjadi gempa. Waspadai gempa susulan yang terkadang guncangannya lebih kuat. Perhatikan langkah Anda ke tempat aman lain dan tetap berada di sekitar tempat itu sampai guncangan berhenti dan Anda dapat keluar dengan aman. Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang terluka karena mereka berusaha untuk menuju ke lokasi yang berbeda atau berusaha keluar bangunan.
1.
Jangan panik, tetap diharapkan bisa
bersikap tenang dan miliki perhitungan yang cermat, sehingga perhatian bisa lebih terfokus dan konsentrasi pada
lingkungan di sekitarnya, diri serta anggota keluarga untuk langkah
penyelamatan. Jangan berlari
keluar dengan tergesa-gesa, tetaplah di dalam sebab bukan tidak mungkin bahaya di luar ruang justru lebih besar. Merunduk
hingga menyentuh lantai, cari perlindungan di bawah meja dengan memegangi kaki
meja (dengan maksud bila gempanya besar dan meja ikut bergeser, kita pun masih
bisa berlindung di bawahnya) atau perabot lainnya yang kuat atau tempat tidur, bisa
juga dengan mengambil posisi di samping suatu benda seperti di samping sofa,
tempat tidur, dengan posisi agak meringkuk dan tangan melindungi kepala, atau
berdiri di sudut ruangan. Apabila tidak ada meja atau perabot untuk berlindung,
lindungi kepala Anda dengan lengan kemudian merayap menuju ruangan.
2.
Matikan api/kompor gas dan perkakas lain
yang bisa menimbulkan kobaran api karena salah satu efek gempa yang harus
dihindari adalah bahaya kebakaran. Bila sempat segera matikan tapi kalau
gempanya cukup dashyat, utamakan keselamatan dengan keluar dan menyingkir dari
sumber api.
3.
Jika terjadi malam hari, bangunkan
anggota keluarga lain. Anda dapat tetap di tempat tidur apabila terjadi gempa,
lindungi kepala Anda dengan bantal. Apabila ada kemungkinan benda berat akan
menimpa Anda, segera menuju ke sisi yang terdekat yang aman.Anda juga bisa
pergi keluar rumah ke tempat terbuka sambil melindungi bagian kepala. Jangan
tergesa-gesa. Berhati –hati dengan jatuhnya benda.
4.
Jauhi lemari/rak buku, lemari, kulkas,
belakang pintu, dan jendela kaca, atau apa pun yang mungkin menjatuhi Anda. .
5.
Hati-hati terhadap langit-langit yang
mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding atau langit-langit rumah
dan sebagainya.
6.
Waspadai segala kemungkinan yang timbul
akibat arus pendek.
Bila
berada di dalam ruangan umum
1.
Jangan panik dan jangan berlari keluar
karena kemungkinan dipenuhi orang.
2.
Apabila berada di tempat keramaian,
jangan ikut berdesakan menuju pintu.
3.
Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir
seperti rak, lemari dan jendela kaca…
4.
Jauhi tempat yang menurut Anda dapat
dijatuhi benda-benda
5.
Jangan menggunakan lift.
6.
Setelah getaran berhenti. Segera menuju
ke tangga darurat sesuai prosedur evakuasi yang berlaku.
7.
Jangan mencoba kembali ke dalam gedung
sebelum ada pemberitahuan dari pihak berwenang karena biasanya setelah gempa
besar terjadi akan ada gempa susulan..
Bila
Berada di Luar Ruangan Umum
1.
Tetaplah di luar.
2.
Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing
terjal, pusat listrik/saluran listrik dan tiang listrik/lampu jalan atau
jaringan berkabel, papan reklame dan pohon yang tinggi.
3.
Usahakan untuk mencapai daerah yang
terrbuka.
4.
Jauhi jendela kaca.
Di
Sekolah
1.
Berlindunglah di bawah kolong meja, jika
gempa mereda keluarlah berurutan, carilah tempat lapang , jangan berdiri dekat
gedung, tiang dan pohon.
2.
Segera keluar kelas menuju lapangan
terbuka sambil melindungi kepala.
3.
Hindari barang-barang tergantung seperti
cermin, jam dinding, lampu gantung, jendela kaca, rak lemari dan lainnya.
4.
Jika di lantai dua atau lebih berlindung
di bawah meja kokoh dengan berpegangan pada kaki meja. Atau merapat ke dinding
dengan merunduk sambil melindungi kepala. Setelah gempa mereda segera turun
menuju ke lapangan terbuka.
Di Gedung Bertingkat, Kantor,
Bioskop, dan Lainnya
1.
Bila di lantai satu atau dasar, segera
keluar menuju tempat terbuka.
2.
Jika di lantai dua atau lebih,
berlindunglah di bawah meja kokoh sambil berpegangan pada kaki meja, atau
merapat ke dinding dengan merunduk, lindungi kepala.
3.
Jauhi jendela kaca, rak, lemari, dan
barang-barang yang tergantung.
4.
Gunakan tangga darurat terdekat, jangan
gunakan lift, dikhawatirkan terjebak bila listrik mati,
5.
Jika di dalam lift, tekan tombol keluar
untuk lantai yang terdekat, segeralah keluar.
6.
Bila berada di basement berjalannla perlahan kearah pintu keluar dengan menyusuri
dinding. Badan merunduk dan mendekat dengan tembok, sementara tangan melindungi
kepala dengan tas atau benda lainnya.
Di Pasar atau Mal
1.
Segera keluar menuju lapangan terbuka
sambil melindungi kepala. Jangan berdesakan ke arah tangga darurat atau tangga
jalan yang memungkinkan bahaya.
2.
Menjauh dari rak barang, etalase dan
dinding dinding. Berdiamlah pada tiang kokoh atau dinding. Hindari dinding dan
etalase berkaca.
3.
Jika di lantai dua atau lebih,
berlindunglah di bawah meja sambil memegangi kaki meja dan melindungi kepala.
Atau merapat ke dinding dengan merunduk sambil melindungi kepala. Setelah
mereda keluarlah dan jangan menggunakan lift.
Di gedung mall, bioskop, dan lantai
dasar mall
Jangan
menyebabkan kepanikan atau korban kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas
atau satpam.
Di gunung
Ada
kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat
aman.
Di Pantai
1.
Bila terasa guncangan keras dan
guncangan kecil dalam waktu lama, waspadalah. Begitupun bila melihat riak
gelombang yang tiba-tiba menyurut, karena bisa menimbulkan tsunami. Segeralah
menjauh dari pantai.
2. Cari
tempat yang lebih tinggi. Kecepatan tsunami bisa mencapai 100 km dan tidak akan
sempat lari, maka carilah bangunan yang kuat dengan ketinggian 3 lantai.
Bila Sedang Mengendarai Kendaraan
1.
Segera menepi/hentikan kendaraan di kiri
jalan di tempat yang terbuka, jauhi persimpangan jalan..
2.
Jangan mendadak mengerem mobil yang
sedang melaju. Jalankan perlahan sambil mencari tempat aman untuk parkir dan
keluar dari mobil. Pastikan tidak ada tiang, papan reklame, pagar beton dan
pohon(besar) yang bisa rubuh dan mengancam jiwa. Jauhi aliran/saluran listrik,
lokasi pembangunan yang ada peralatan berat, gedung tinggi.
3.
Jangan berhenti di atas jembatan
layang/jembatan penyeberangan atau di bawah jembatan penyebrangan, terowongan,
tebing tinggi.
4.
Tetap berhenti sampai getaran gempa
berhenti.
5.
Ikuti instruksi radio mobil.
6.
Lanjutkan berkendara setelah gempa
berhenti. Hindari jalan, jembatan, atau halangan yang telah rusak akibat gempa.
Di kereta api
Berpeganglah
dengan erat pada tiang sehingga tidak akan terjatuh seandainya kereta berhenti
secara mendadak.
Ketika terjebak di dalam reruntuhan
1.
Jangan menyalakan api
2.
Jangan bergerak atau apa pun yang
menimbulkan debu.
3.
Tutupi mulut Anda dengan sapu tangan
atau kain.
4. Munculkan
suara pada pipa atau dinding sehingga tim SAR dapat mencari posisi Anda.
Gunakan peluit apabila tersedia. Berteriak adalah jalan terakhir yang dapat
dilakukan, tapi hal ini dapat menyebabkan akan menghirup debu.
Ketika Gempa Selesai
1. Bersiaplah
untuk menghadapi after shock (getaran
susulan yang biasanya datang setelah gempa utama) Siaga kemungkinan yang
terjadi setelah gempa. Gelombang guncangan kedua biasanya kurang mematikan
tetapi dapat lebih kuat untuk memberikan kerusakan tambahan sehingga
memperlemah struktur bangunan dan dapat terjadi pada satu jam pertama, beberapa
hari, minggu bulan setelah gempa.
2. Periksa
diri dan gunakan apa saja yang dapat diraih untuk membantu keadaan, jangan
pindahkan orang yang terluka parah kecuali bila ada bahaya susulan lainnya
3. Periksa
kondisi keluarga dan sekitar.
4. Setelah
reda, segera pergi ke lapangan dan bawa serta P3K, gunakan helm. Pastikan tidak
ada keluarga yang tertinggal.
5. Jauhi
bangunan yang sudah retak-retak dan tidak aman.
6. Bila
dianggap perlu, keluarkan perbekalan dan berhematlah sampai bala bantuan
datang.
7. Jangan
gunakan telepon, kecuali jika ada api atau orang yang terluka parah (untuk
menjaga agar jalur telepon tetap tersedia untuk orang-orang yang membutuhkan).
Gunakan telpon untuk panggilan darurat.
8. Jangan
gunakan kendaraan kecuali mendesak (menjaga agar jalan tetap dapat dilalui oleh kendaraan-kendaraan
penyelamat)
9. Buka
laci lemari secara hati-hati. Waspadai benda-benda yang dapat menjatuhi Anda.
10. Jauhi
area yang hancur. Jauhi area yang hancur kecuali memang kehadiran Anda dibutuhkan
oleh pihak berwenang seperti kepolisian, pemadam kebakaran, atau tim SAR.
Kembalilah ke rumah apabila pihak berwenang mengatakan bahwa kondisi telah
aman.
11. Bantu
korban luka atau terjebak. Ingat untuk selalu membantu tetangga atau siapapun
yang membutuhkan pertolongan khusus seperti anak-anak, orang tua atau orang
cacat. Berikan pertolongan pertama secara tepat. Jangan pindahkan korban yang
terluka serius untuk menghindari luka yang lebih parah. Carilah bantuan kepada
tim medis yang lebih ahli.
12. Bersihkan
cairan yang berbahaya. Tinggalkan lokasi yang berbau cairan berbahaya seperti
gas atau cairan kimia.
13. Periksa
beberapa peralatan.
1. Periksa
apabila terjadi kebocoran gas. Jika tercium bau gas, segera buka jendela dan
segera keluar bangunan.
2. Periksa
kerusakan listrik. Apabila ditemukan jaringan kabel yang rusak dan tercium bau
panas listrik, segera matikan listrik.
3. Periksa
kerusakan tempat pembuangan kotoran dan saluran pipa.
Apabila terjadi kerusakan pada tempat
pembuangan kotoran dan saluran pipa, hindari pembuangan toilet dan panggil
tukang di bidangnya. Hubungi instansi yang berwenang untuk antisipasi pencemaran
air yang lebih luas.
14. Laporkan
kejadian kerugian, korban orang hilang.
15. Membersihkan
puing-puing dan kerusakan yang terjadi.
16. Gotong
royong dengan masyarakat dan aparat sekitar untuk kembali memperbaiki rumah
atau kerusakan sarana dan prasarana yang ada di sekitar wilayah bencana.
17. Bangun
kembali bangunan yang sudah rusak dengan konstruksi bangunan tahan gempa.
18. Obati
trauma yang terjadi khususnya pada anak-anak, wanita dan manula.
19. Selalu
waspada akan terjadinya gempa susulan.
20. Beri
pertolongan, dapat diramalkan banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi
besar.
21. Bersiaplah
memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar Anda.
22. Dengarkan
informasi, saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaaanya.
Untuk mencegah kepanikan, bersikaplaah tenang dan bertindak sesuai dengan
informasi yang benar. Peroleh informasi yang benar dari pihak yang berwenang
atau polisi. Jangan bertindak karena informasi yang belum jelas.
23. Jika
memungkinkan cari informasi sebanyak-banyaknya tentang kejadian tersebut dan
kemungkinan adanya gempa susulan dari teve, radio dan telepon seluler dengarkan
instruksi dari pihak berwenang, poerhatikan informasi terkini terkait respons
darurat.
Dampak/Bahaya
Ikutan Gempa bumi
Kejadian gempa bumi
dapat menimbulkan bahaya ikutan lain
yang terkadang lebih banyak membawa korban, dibandingkan dengan dampak akibat
gempa bumi itu sendiri:
·
Tsunami
·
Bangunan roboh
·
Kebakaran
·
Tanah longsor
·
Runtuhan batuan
·
Rekahan tanah
·
Kecelakaan industry, seperti di
Fukushima, Jepang
·
Banjir, akibat runtuhnya bendungan
maupun tanggul.
TIPS
PENGAMANAN DI WILAYAH RAWAN GEMPA
Bila Anda tinggal di wilayah yang rawan mengalami gempa
bumi baik tektonik maupun vulkanik,
Federal Emergency Management Agency (FEMA) di Amerika Serikat (AS)
memberikan beberapa saran berikut ini:
1.
Hindari memajang benda-benda yang mudah
pecah dan berat, seperti guci dan patung keramik, di atas rak buku atau lemari
pajangan. Sebaiknya di lantai saja.
2.
Simpanlah benda-benda yang mudah pecah,
seperti botol makanan, gelas, porselen, serta benda-benda yang mudah terbakar-
seperti pestisida, rumah tangga, di dalam kabinet tertutup.
3.
Hindari memasang lukisan, cermin, atau
jam dinding besar di atas tempat tidur atau kursi yang sering dipakai bersama
keluarga.
4.
Periksa kabel telepon, listrik, air,
gas, dan perbaiki bagian-bagian yang rusak atau bocor. Segeralah menambal
retakan di dinding atau plafon rumah, dengan memanggil ahlinya.
Zona-zona
Rawan Gempa
Daerah sangat aktif
(Halmahera)
Daerah aktif (Lepas
pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda)
Daerah lipatan dan
retakan (Pantai barat Sumatera, Sulawesi Tengah)
Daerah lipatan tanpa
retakan (Utara Jaawa, Kalimantan Timur)
Daearah Gempa Kecil
(Sumatera Timur, Kalimantan Tengah)
Daerah Stabil (Selatan
Irian, Kalimantan Barat)
Tsunami
Tsunami berasal dari
bahasa Jepang tsu yang artinya
pelabuhan dan name yang berarti
gelombang sehingga secara umum diartikan sebagai gelombang/ombak yang besar di
pelabuhan..
Penyebab terjadinya
Tsunami
·
Gempa bumi yang berpusat di laut,
diikuti dengan dislokasi/perpindahan massa tanah/batuan yang sangat besar di
bawah air (laut/danau)
·
Longsor di bawah laut.
·
Letusan gunung api di bawah laut/gunung
api pulau.
·
Hantaman meteor di laut.
Tsunami adalah
gelombang laut yang terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut secara
tiba-tiba dan ini dapat diakibatkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi atau
longsoran. Ketiga sumber pembangkit tsunami mempunyai potensi yang sama untuk
menghasilkan bencana tsunami besar, namun untuk kasus di Indoenesia lebih dari
90% tsunami dibangkitkan oleh gempa bumi. Tsunami juga bisa disebut dengan seismic sea waves, meskipun sumber
terjadinya bisa diakibatkan oleh adanya gempa di lapisan bumi. Adapula yang
menyebutnya tidal waves, namun nama
ini umumnya diberikan bila penyebabnya tidak berkaitan dengan lempeng bumi,
terutama daerah yang memiliki pantai yang landai dan teluk karena energi
gelombangnya bisa naik ke daratan. Hampir seluruh negara yang terletak di tepi
Samudera Pasifik ataupun laut dalam lainnya, juga sangat beresiko datangangi
tsunami. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sangat rawan akan bencana
yang satu ini, berhubung Indonesia memiliki daerah yang menjadi pertemuan
beberapa lempeng bumi. Daerah-daerah yang kemungkinan besar rawan akan
gelombang ini, antara lain adalah Kepulauan Maluku, Selatan Nusa Tenggara, dan
Jawa, hingga bagian Barat Sumatera.
Gempa Bumi yang Membangkitkan Tsunami
Gempa bumi yang dapat
membangkitkan tsunami minimal harus memenuhi empat syarat yaitu:
1.
Pusat gempa bumi terletak di laut/dasar
laut,
2.
Merupakan gempa bumi dangkal dengan
kedalaman pusat gempa bumi kuang dari 80 km/tidak lebih dari 70 km,
3.
Mempunyai kekuatan gempa (magnitude) sama atau lebih besar 6/>6,8 pada skala Richter (SR)(dalam skala lebih
kecil bisa mengakibatkan ,terjadinya gelombang pasang)
4.
Mempunyai jenis/pola patahan sesar naik
atau turun.
Tanda-tanda tsunami
·
Pada umumnya di Indonesia didahului
dengan gempa bumi besar (gempa bumi dengan kekuatan di atas 6 SR dengan pusat gempa di bawah laut, gunung api di bawah laut, longsoran bawah laut dan comet impact) . Gempa di bawah laut dengan kedalaman 0 - 30 km.
*dan susut laut (air laut surut seketika lamanya kurang lebih 20 menit..
*dan susut laut (air laut surut seketika lamanya kurang lebih 20 menit..
· ·
Gelombang air laut datang secara
mendadak dan berulang dengan energi yang sangat kuat (air laut seketika naik di atas rata-rata dengan kecepatan tinggi).
Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya gempabumi sebagai sumber tsunami dengan waktu tiba tsunami di pantai.
Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya gempabumi sebagai sumber tsunami dengan waktu tiba tsunami di pantai.
·
Di Indonesia tsunami terjadi dalam waktu
kurang dari 40 menit setelah gempa bumi besar di bawah laut.
13
Aturan Menghadapi Tsunami
Bencana alam terkadang
sulit ditebak, terutama gelombang tsunami yang memang tidak mempunyai tanda-tanda
awal kejadiaanya. Berikut ini bebrapa cara “mengamankan” diri saat menghadapi
tsunami:
1.
Bila gempa tersebut terjadi di dataran
rendah – misalnya daerah pesisir pantai, kemungkinan besar akan disertai
gelombang tsunami. Bersikaplah tenang dan segera mencari tempat yang lebih
tinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) atau jauh dari pesisir pantai sambil
memberitahukan teman-teman yang lain.
2.
Meski tidak semuag gempa besar disusul
dengan gelombang tsunami, namun kemungkinanya tetap ada. Jika sumber gempanya
berasal di pantai ataupun di bawah lautan, segera mengungsi – karena kemungkinan adaaya tsunami besar
terjadi.
3.
Tsunami bisa terjadi kapan saja, siang
ataupun malam. Gelombangnya pun bisa masuk dan meluap melalui sungai yang
berada dekat di lautan.
4.
Tsunami tidak hanya terdiri dari satu
gelombang, namun merupakan gelombang berseri. Tetap menjauh dari lokasi bencana
hingga ada tanda aman resmi dari pemerintah setempat.
5.
Bila Anda melihat gelombang besar (lebih
dari 6 meter), segera umumkan pada yang lainnya karena bisa jadi itu adalah
tanda adanya gelombang tsunami.
6.
Jangan pernah menyepelekan tinggi
rendahnya gelombang tsunami, meski dari jauh terlihat gelombangnya rendah namun
gelombang ini bisa meninggi sewaktu-waktu.
7.
Mau tidak mau, setiap kawasan di lautan
Pasifik kemungkinan besar akan didatangi tsunami. Semua tsunami – seperti juga
badai- bisa sangat membahayakan. Meski tidak semuanya bisa berakibat fatal.
8.
Ingin tahu boleh saja, tapi menonton
tsunami ke lokasi pantai berararti menantang maut. Pergilah jauh dari pesisir.
Terjangan tsunami ribuan kali lebih cepat dari kecepatan Anda berlari.
9.
Saat bencana terjadi segera berikan
bantuan – apa saja- yang bisa Anda lakukan bagi orang-orang di sekitar.
10.
Bila daerah tersebut rawan tsunami,
hindari membangun di area yang rendah.
11.
Hotel bertingkat merupakan tempat yang
paling aman untuk berlindung dari tsunami.
12.
JIka sedang berada di dalam perahu/kapal
di tengah laut serta mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan
mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke
laut, jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera
turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang, jika
gelombang benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban. Jika
Anda kebetulan tengah berlayar dan terkena tsunami,, segera lempar jangkar
hingga ke dasar lauat. Tapi bila masih berada di pinggir pantai, tinggalkan
kapal dan segeralah melarikan ke daratan tinggi.
13.
Terus pantau perkembangan pergerakan
tsunami, dan cari tahu apakah gelombang berikutnya bisa mencapai di wilayah
Anda.
Strategi Mitigasi dan Upaya
Pengurangan Risiko
·
Pembangunan system Peringatan Dini
Tsunami
·
Pembangunan tempat evakuasi (shelter) di
sekitar daerah pemukiman, pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai
yang berisiko, penanaman mangrove serta tanaman lainnya di sepanjang garis
panta untuk merdam gaya air tsunami.
·
Meningkatkan pengetahuan masyarakat
local khususnya yang tinggal di pinggir pantai tentang tsunami dan cara-cara
penyelamatan diri terhadap bahaya tsunami.
·
Melaporkan secepatnya jik
a mengetahui tanda-tanda akan terjadinya tsunami kepada petugas yang berwenang: Kepala Desa, Polisi. Stasiun Radio. SATLAK PB maupun institusi terkait.
download buku
a mengetahui tanda-tanda akan terjadinya tsunami kepada petugas yang berwenang: Kepala Desa, Polisi. Stasiun Radio. SATLAK PB maupun institusi terkait.
download buku