Dr Lusia
Syarat Donor Darah:
1. Calon donor diwawancarai : pencatatan jati diri, pernah menderita penyakit apa, sudah berapa kali mendonor, kapan donasi terakhir, riwayat menerima transfusi, riwayat tato, ditindik, ditusuk jarum.
2. Usia 17 - 60 tahun ( 17 tahun harus ada izin tertulis dari orang tua dan sampai umur 65 tahun dapat dipertimbangkan )
3. Berat badan minimal 45 kg.
4. Berbadan sehat yang ditunjukkan dengan pemeriksaan :
a. TD sistolik 110 - 180 mmHg
TD diastolik 70 - 100 mmHg
b. Hb wanita minimal 12 g%
Hb pria minimal 12,5 g%
c. Suhu badan antara 36,5 -37,5%.
5. Bukan seorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/ AIDS (homoseks,morfinis,berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril ).
6. Tidak menderita penyakit jantung, paru,hati,ginjal,kencing manis,penyakit darah,gangguan pembekuan darah,epilepsi,kanker,penyakit kulit kronis,gejala alergi.(Tidak sedang menderita penyakit)
7.Laboratorium: penanda Sifilis, GO,penanda hepatitis, anti HIV (AIDS/HIV),malaria,tifus negatif.
8. Golongan darah donor sesuai golongan darah penerima transfusi ( resipient ).
9. Riwayat imunisasi,operasi dan pasca pencabutan gigi terpenuhi.
10. Keadaan haid, hamil,melahirkan, menyusui sesuai syarat yang ditentukan.( Wanita tidak sedang haid, hamil dan menyusui )
12. Kulit lengan donor tepat penyadapan sehat tidak ada kelainan.
13. Riwayat minum obat aspirin terakhir 3 hari yang lalu.
14. Tidur malam sebelum donor harus cukup minimal 5 jam.
15. Sudah sarapan/makan.
16. Jarak waktu donor sekurang-kurangnya 2,5 bulan.(PMI)(2,5-3 bulan maksimal 5 kali /tahun)
Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:(PMI)
- Pernah menderita hepatitis B
- Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis
- Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi
- Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga
- Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
- Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil
- Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar
- Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau profilaksis
- Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin.
- Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic
- Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
- Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.
- Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.
- Sedang menyusui
- Ketergantungan obat.
- Alkoholisme akut dan kronik.
- Sifilis
- Menderita tuberkulosa secara klinis.
- Menderita epilepsi dan sering kejang.
- Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk.
- Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
- Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril)
- Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.
SELAMAT BEKERJA
One donation may gave up to 3 lives
Happy World Blood Donor Day (Hari Donor Darah Dunia) 14 Juni
DORAS = Donor Darah Siswa
DORAM = Donor Darah Mahasiswa
JAKARTA, KOMPAS.com - Palang Merah Indonesia Cabang DKI Jakarta mengajak warga Jakarta untuk menjadikan donor darah sebagai gaya hidup. Mendonorkan darah bukan sekadar tindakan tanggap darurat atau aktivitas sosial, tapi juga wujud kebiasaan hidup sehat.
"Sebagaimana sering dikatakan Pak JK (Ketua PMI Pusat Jusuf Kalla, red), donor darah seharusnya menjadi lifestyle masyarakat karena punya banyak manfaat bagi kesehatan," kata Kepala Unit Transfusi Darah Daerah PMI DKI Jakarta Salimar Salim dalam acara donor darah Asosiasi Big Generation Silverians 86 di Kantor PMI, Senen, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2011).
Ia menjelaskan, bagi banyak orang, donor darah hanya dilakukan saat ada sanak keluarga atau kerabat membutuhkan darah. Ada juga orang yang menyumbangkan darahnya pada saat diadakan kegiatan kelompok atau lembaga tertentu. "Inisiatif pribadi untuk menjadi pendonor rutin masih terbatas jumlahnya," kata Salimar.
Mantan Kepala RS Haji Jakarta itu mengatakan, ada banyak manfaat bagi kesehatan pribadi di balik aksi donor darah. Saat kita mengeluarkan darah, tubuh akan langsung memproduksi darah baru yang lebih bersih dan stabil kadar zat besinya. Manfaat lain adalah mengurangi gangguan penyakit jantung dan mengurangi beban ginjal. Pendonor rutin juga secara tidak langsung sudah memeriksakan kesehatannya secara teratur karena kondisi kesehatan dan darah pendonor akan ikut diperiksa oleh petugas.
Salimar berharap para pendonor yang mendapatkan pengetahuan kesehatan dari petugas itu dapat berbagi informasi dengan warga lain untuk memotivasi mereka dalam kegiatan donor darah.
Saat ini jumlah permintaan darah ke PMI DKI Jakarta mencapai 1.100 kantong per hari. Dalam kondisi normal di luar bulan Ramadhan, PMI Jakarta mampu memenuhi kebutuhan tersebut melalui donor langsung sekitar 200-300 kantong per hari. "Kita juga dapat dari kendaraan transfusi yang bergerak ke sana-kemari, bisa sampai 800 kantong," ujarnya.
Meski demikian, ia berharap jumlah pendonor rutin akan terus bertambah demi memenuhi kebutuhan darurat yang sulit diprediksi jumlahnya
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.