Obat Herba sebagai Obat Alternatif
Racikan
obat herba asli Indonesia lebih dikenal dengan nama jamu. Ramuan tradisional
tersebut diakui oleh kebanyakan masyarakat Indonesia bermanfaat bagi kesehatan.
Namun, meski dipercaya secara turun temurun, tingkat keamanan jamu belum
terbukti secara ilmiah. Jamu diharapkan bisa tersaintifikasi. Saintifikasi jamu
adalah upaya dan proses pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis
pelayanan kesehatan. Tujuannya untuk memberikan landasan ilmiah (evidence based) terkait penggunaan jamu
secara empiris.
Ikatan
Dokter Indonesia semula menolak jamu sebagai obat untuk menyembuhkan pasien,
namun kini IDI sudah bisa menerima pemanfaatan jamu sebatas untuk menunjang
kesehatan, sejauh sudah tersaintifikasi.
Mengapa
pengobatan herba tradisional kini menjadi perhatian pemerintah? Indonesia
memiliki lebih dari 9000 tanaman obat dan 30 ribu jenis tanaman di dunia yang
diketahui memiliki manfaat kesehatan. Meski belum semua telah diteliti lebih
lanjut, banyak diantaranya sudah dipercaya turun temurun memiliki khasiat
menyembuhkan penyakit. Hal ini seharusnya menjadi modal bangsa kita untuk
melestarikannya, sehingga tidak hanya bergantung pada pengobatan modern.
Obat
tradisional terdiri dari jamu, obat herba terstandar dan fitofarmaka. Perbedaan
obat herba terstandar dengan fitofarmaka terletak pada pengujian terhadap
manusia. Obat herba terstandar baru dalam tahap diujikan kepada hewan
percobaan, sedangkan fitofarmaka telah diujikan kepada manusia. Tidak heran
bila jumlahnya masih sedikit karena biaya sangat mahal.
Untuk
memilih obat tradisional impor, disarankan untuk memerhatikan kemasan produk.
Produk herba impor yang sudah terdaftar di BPOM pasti sudah diterjemahkan ke
dalam Bahasa Indonesia karena itu syarat wajib dari BPOM.
Tidak semua penyakit
Meski
berkhasiat menyembuhkan, nyatanya obat herba tidak bisa digunakan untuk semua
penyakit. Penyakit-penyakit yang
membutuhkan operasi terutama yang emergency
seperti hernia yang tidak bisa menggunakan obat herba. Untuk
penyakit atau kondisi gawat darurat seperti syok, dehidrasi berat atau
hipoglikemia berat, tentu lebih aman menggunakan obat medis yang telah
diketahui detail khasiatnya. Hal ini terkait dengan cara kerja herba yang
bekerja lebih lambat daripada obat kimia (karena bukan senyawa aktif). Obat
herba lebih tepat digunakan untuk penyakit metabolisme seperti diabetes melitus
dan kolesterol.
Obat herba untuk anak
Kurangnya
penelitian ilmiah pada obat tradisional artinya bahwa beberapa masalah-masalah
potensial yang berkaitan dengan terapi alternatif sulit untuk diidentifikasi.
Dan lagi, penelitianyang telah dilakukan menggunakan orang dewasa sebagai
subyek tes. Hanya sedikit hal yang diketahui tentang efek dari pengobatan alternatif
bagi anak-anak. Meskipun pendekatan yang dilakukan seperti doa, pemijatan dan
perubahan gaya hidup umumnya merupakan cara pengganti yang relatif aman untuk
perawatan medis; beberapa terapi- terutama penyembuhan dengan tumbuh-tumbuhan-
dapat menyebabkan risiko kesehatan serius.
Alami tidak
berarti sama dengan “bagus” atau “aman”, dan banyak orang tua tidak
mempertimbangkan kemungkinan kalau pengobatan herba sebenarnya bisa menyebabkan
masalah kesehatan anak-anak mereka. Mengobati anak tanpa konsultasi dengan
dokternya akan sangat membahayakan.
Para orang
tua mungkin juga memberikan tumbuhan obat kepada anak-anak mereka lebih dari
jumlah yang direkomendasikan, karena menurut pemikirannya obat tersebut
bersifat “alami”, besarnya jumlah yang diberikan tidak akan memengaruhi
kesehatannya. Padahal banyak tanaman yang mengandung bahan kimia kuat, ternyata
kira-kira 25% dari resep obat berasal
dari tanaman.
Risiko yang
paling besar bisa terjadi jika perawatan medis umum ditunda atau ditolak karena
lebih memilih diterapi alternatif. Penyakit seperti diabetes dan kanker
membutuhkan perawatan dokter. Mempercayakan pengobatan pada terapi alternatif untuk
masalah kronis dan kondisi yang akut akan memperparah kondisi kesehatan anak
Anda.
Jika Anda
ingin mencoba obat alternatif untuk anak Anda, Anda seharusnya mendiskusikan dulu
pengobatan yang diajukan dengan dokter atau membicarakan dengan apoteker untuk
memastikan itu aman dan tidak berlawanan dengan pengobatan umum yang diterima
anak Anda. Dokter anak Anda juga bisa memberikan informasi mengenai pilihan
pengobatan dan mungkin merekomendasikan ke spesialis yang bereputasi. Dengan
mengkoordinasikan antara pengobatan alternatif dan umum Anda tidak perlu
memilih salah satu darinya. Yang penting Anda bisa menerima yang terbaik dari
kedua pengobatan tersebut.
Intinya mengenai
jamu, demi keamanan anak, hindari pemanfaatan jamu atau pengobatan yang belum
mendapat pengakuan dari lembaga-lembaga pengawasan obat dan tidak diperintahkan
oleh dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.